WZF MANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENGELOLAAN ZAKAT

oleh | Sep 30, 2010 | News

YOGYAKARTA. Hari kedua konferensi WZF mengagendakan pembahasan mengenai “Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Memperkuat Jejaring Zakat Internasional”, dengan menghadirkan pemateri Rachmat Ari Kusumanto (CEO Rumah Zakat), Tuan Haji Mohd Rais Haji Alias (GM PPZ), dan Ismail A. Said (Presdir DD), Kamis (30/9).

Rachmat Ari Kusumanto menyampaikan materi dengan gayanya yang khas, diiringan musik “Desaku”. Ia menyampaikan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi yang terpadu untuk pembangunan pemberdayaan masyarakat kurang mampu. Rachmat menganalogikan dengan sistem perbankan yang mengenal istilah blacklist bagi debitor nakal. “Mari kita coba bangun teknologi yang mampu mendata secara detail mustahik dan kondisinya serta program yang sudah dinikimati dari LAZ atau BAZ yang ada,” ajaknya. Lebih lanjut, Ia mencontohkan dengan sebuah keluarga kurang mampu. ”Jika sudah terbentuk sistem IT yang terpadu diantara LAZ, kita bisa pantau. Jika anaknya sudah mendapatkan program kesehatan dari Rumah Zakat, maka LAZ lain bisa mengintervensi keluarga tersebut dengan program pendidikan, kemandirian dan lainnya. Jadi dalam satu keluarga dalam sebuah komunitas masyarakat, kita bisa bersinergi untuk mengentaskan masalah kemiskinan.”
 
“Sistem tersebut juga mengharuskan data mustahik yang detail, jika ada satu keluarga mustahik yang memang dari karakternya jika diberikan pinjaman modal tapi kemudian tidak dimanfaatkan dengan optimal, maka LAZ lain mengetahuinya sehingga tidak terjadi hal yang sama. Ini penting untuk sebuah proses pendidikan karakter masyarakat yang maju,” tambahnya.

Rachmat pun mengungkapkan bahwa dengan konsep tersebut diupayakan agar masjid menjadi pusat kegiatan masyarakat terpadu. “Kalau tiap kecamatan sudah terkoneksi dengan internet, kenapa kita tidak online kan masjid-masjid di seluruh Indonesia untuk pengoptimalan pengelolaan zakat,” tantangnya. “Dengan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat, orang yang kurang mampu ketika membutuhkan bantuan bisa diketahui oleh takmir, dan takmir mengupayakan agar mustahik bisa terbantu dengan lebih cepat jika keterpaduan program pengelolaan zakat sudah terlaksana,” jelasnya.

Selain materi yang dibawakan oleh Rachmat, yang menarik lainnya adalah sistem yang diutarakan GM PPZ. Menurutnya di Malaysia, pemerintahan telah berkontribusi dengan menyetujui sistem pemotongan gaji secara otomatis bagi tiap karyawan yang telah memenuhi kewajiban zakat profesi. Selain itu, PPZ juga memanfaatkan IT dan perbankan untuk memungkinkan muzakki bisa mengakses data perkembangan mustahik, perkembangan transaksi, serta mencetak sendiri bukti transaksinya. Dan bukti tersebut sudah sah sebagai bukti zakat untuk mengurangi besarnya jumlah pajak yang dibayarkan.***
 

Newsroom/Muhammad Zahron
Yogyakarta

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0