[:ID]
![](https://i0.wp.com/www.rumahzakat.org/wp-content/uploads/2020/04/2020-04-06_05-52-57_290922-300x257.jpeg?resize=300%2C257&ssl=1)
Kegiatan kontroling kandang domba menggunakan CCTV yang sudah terhubung dengan LCD di Desa Jetis, (Foto: Rumah Zakat).
MADIUN, Rumah Zakat – Aktivitas bekerja di rumah atau Work From Home (WFH) merupakan salah satu langkah yang diambil oleh perusahaan agar karyawan bisa tetap produktif dan bekerja di tengah wabah virus corona/Covid-19. Uniknya, WFH tidak hanya berlaku untuk masyarakat perkotaan namun berlaku juga untuk masyarakat di daerah pedesaan.
Salah satunya yang dilakukan oleh relawan Rumah Zakat di Desa Jetis, Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Eka Restia selaku relawan mengatakan bahwa dirinya sudah 1 tahun yaitu sejak 29 Maret 2019 melakukan kontroling kepada penerima manfaat Domba/pengelola BUMMas memakai CCTV untuk keamanan.
Menurut Eka, awalnya pemasangan CCTV itu sebagai kontroling untuk memastikan penerima manfaat mengelola BUMMas dengan baik. Namun, saat ini penggunaan CCTV lebih kepada aspek pengamanan.
“Sekarang lebih ke sekuritas teh. Di kandang BUMMas ada sekitar 230 domba. Kita sempat kecurian 3 domba. Si pencuri seprtinya tau asal muasal kandang kita. Setiap kejadian, listrik kandang dimatikan. Jadi CCTV tidak bisa merecord. Tapi sudah kita backup pake ACCU sekarang,” kata Eka, Senin (06/4).
![](https://i0.wp.com/www.rumahzakat.org/wp-content/uploads/2020/04/2020-04-06_05-55-27_165947-300x161.jpeg?resize=300%2C161&ssl=1)
(Foto: Rumah Zakat)
Selain itu, Eka menambahkan penggunaan CCTV juga membuat kerja manajer BUMMas menjadi lebih efisien. Dan tentunya, bisa memantau secara langsung aktivitas domba di kandang.
“Efisiensi kerja manajer BUMMas. Tidak perlu ke kandang jika memang tidak urgent sekali. Selain sekuritas pencurian, juga sekuritas domba itu. Misal ada domba terjepit, Bisa diketahui lebih awal. Jadi minimalisir resiko kematian juga. Selain itu, cctv itu digunakan utk pengawasan reproduksi ternak. Jadi kita bisa tau kalau ada ternak kawin, ternak birahi, ternak kawin berulang, dll. Sehingga record ternak bisa terpantau lebih baik.” tambah Eka.
Proses kontroling sendiri dilakukan secara 24 jam karena CCTV yang terpasang terhubung dengan LCD di rumah relawan. Eka juga berencana, untuk menjual ternak online pertama di Indonesia sehingga calon pembeli bisa melihat ternak di manapun.
Newsroom
Lailatul Istikhomah/Amri Rusdiana[:]