BOYOLALI. Mata pencaharian sebagian masyarakat desa Ngargorejo adalah sebagai nelayan pencari ikan di waduk Cengklik. Waduk Cenglik terletak di sebelah utara Desa Ngargorejo. Dan sebagian memiliki usaha budidaya ikan dengan siStem karamba di tengah waduk. Ikan hasil tangkapan maupun dari karamba biasanya dijual dalam kondisi segar. Ikan yang terlalu besar tidak laku jual karena sudah tidak layak dijual untuk konsumsi.
Melihat peluang tersebut, relawan inspirasi menggelar pelatihan olahan makanan dari bahan ikan untuk meningkatkan ekonomi ibu-ibu di desa Ngargorejo. “Dengan begitu, nantinya akan muncul produk lokal yang bisa menjadi produk unggulan khas desa yang bisa menjadi oleh-oleh para wisatawan waduk Cengklik, Bandara Adisumarmo, dan Embarkasi Haji Solo yang merupakan obyek wisata sekitar desa binaan Ngargorejo,” tutur Wakhid Subrata, relawan inspirasi Boyolali.
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada hari Selasa (31/12). Kegiatan ini dilaksanakan di balai desa Ngargorejo Kecamatan Ngemplak kabupaten Boyolali. Ibu-bu sebanyak 23 orang turut dalam kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00-15.00 WIB.
Wakhid menambahkan, bahwa relawan inspirasi sengaja mengahdirkan trainer dari Owner Al-Fadh KWT Ngudi Mulyo Tanjung sari Banyudono (Kampung Lele 2) yang sering memberi pelatihan di dinas sampai tingkat nasional karena berbagai penghargaan yang telah diraih.***
Newsroom/Diki Taufik
Boyolali
BOYOLALI.Most of Ngargorejo’s local residents work as fisherman. They usually go for fishing in Cengklik Reservoir which is located in the north of Ngargorejo. Some of them also have fish farming in the middle of the reservoir using the cages system.
During the harvest time, usually there are a lot of unsold catfish because they are too big. Considering this potential, an Inspiration Volunteer, Wakhid Subrata, initiated to organize Catfish Processing Training in Ngargorejo.
In this opportunity, Subrata invited the Owner of Al-Fadh KWT Ngudi Mulyo Tanjung sari to share various techniques to process catfish in delicious snacks. There were 23 housewives who participated in the training which was held in Ngargorejo Meeting Hall on December 31st, 2014.
“We expect that they could produce a flagship product that has a bargaining power in market so they can enhance and develop their economical level,” Subrata said. ***