[:ID]KEPULAUAN SANGIHE. Tanaman cengkih adalah tanaman asli Indonesia. Dari seluruh bagian pohon, tangkai bunga cengkih adalah salah satu bagian yang banyak diambil manfaatnya baik itu untuk bahan bumbu dapur, rokok, dupa ataupun aroma therapi.
Sayangnya daun dan batang pohon cengkih sering kali dipandang sebelah mata dan dianggap hanya sebagai sampah, padahal daun dan batang cengkih bisa disulap menjadi rupiah.
Untuk mengubah sampah pohon cenghih adalah dengan cara mengambil kandungan minyak atsiri dalam daun dan batang cengkih.
Penyulingan cengkeh di desa Beha, kab. Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara mempunyai potensi yang tinggi, sebab komoditas cengkih merupakan tanaman terbesar ke-2 yang ditanam oleh masyarakat Beha.
Selain itu sebelumnya pernah ada tempat penyulingan minyak cengkih, namun sudah ditutup oleh pemilik.
Sayang sekali potensi alam dan sumber daya manusia yang ada tidak
bisa dimaksimalkan oleh masyarakat sebab tidak adanya alat penyulingan. Hal ini disebabkan harga mesin yang mahal sehingga masyarakat tidak mampu membeli mesin penyulingan tersebut.
Melihat peluang itu, wakaf hadir menjawab masalah yang ada.
Inilah mesin destilasi minyak atsiri , salah satu bentuk wakaf UMKM untuk masyarakat desa Beha. Nantinya mesin ini akan membantu meningkatkan penghasilan warga yang semula hanya mengandalkan dari penjualan kopra dan bunga cengkih saja, akan dibantu oleh penjualan daun dan batang cengkih yang dianggap sampah nanti berubah menjadi rupiah.
Newsroom
Irawati/ Lailatul Istikhomah[:en]PULAU SANGIHE . Clove plants are native to Indonesia. From all parts of the tree, clove flower stalks are one of the parts that are widely taken advantage of both for ingredients of spices, cigarettes, incense or aroma therapy.
Unfortunately the leaves and stems of cloves are often underestimated and are considered only as trash, even though the leaves and stems of cloves can be transformed into rupiah.
To change clove tree waste is by taking essential oils in the leaves and stems of cloves. Clove Distillery in Beha Village, Kab. Kepulauan Sangihe North Sulawesi Province has a high potential, because the clove commodity is the second largest plant planted by the Beha community.
In addition, previously there was a clove oil refinery, but it had been closed by the owner. Too bad the potential of nature and human resources cannot be maximized by the community because there is no distillation device. This is due to expensive machine prices so that people cannot afford the distillation machine.
Seeing that opportunity, waqf is here to answer the problem. This is an essential oil distillation machine, one of the forms of endowments of MSMEs for the village community of Beha. Later this machine will help increase the income of residents who originally only relied on the sale of copra and clove flowers only, will be assisted by the sale of leaves and clove stems which are considered garbage will later turn into rupiah.
Newsroom
Irawati / Lailatul Istikhomah[:]