Tentu kita sadar sepenuhnya bahwa hidup di dunia hanyalah sementara. Layaknya fatamorgana yang cepat menghilang, begitulah rasanya hidup di dunia fana ini. Niscaya hanya amal kebaikan yang menemani kita di akhirat kelak.
Maka bagaimana ibadahmu di sisa umur ini?
Apakah ilmu yang kau dapatkan bermanfaat bagi sesama?
Bagaimana kau habiskan harta yang dengan susah payah kau kumpulkan?
Apakah lelahmu selama ini bernilai ibadah di mata Allah?
Terkait harta, banyak sekali umat manusia yang lalai. Terlena oleh harta dunia sehingga segan berbagi kepada sesama. Padahal apalah arti harta benda yang banyak bila tidak memberi manfaat di akhirat kelak.
Padahal jika kita mau berbagi, kita menyebar kebahagiaan, membantu sesama yang membutuhkan, sekaligus menabung amal kebaikan untuk bekal di akhirat. Apalagi bila kita gemar berwakaf. Wakaf adalah sedekah jariyah yang terus memberikan manfaat panjang bagi pewakaf dan penerima manfaat wakaf.
Maka, niscaya tidak akan melangkah kaki seseorang di hari kiamat kecuali ia sudah mempertanggung jawabkan semuanya di hadapan Allah SWT.
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan: tentang umurnya dihabiskan untuk apa, tentang ilmunya diamalkan atau tidak, tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakannya, serta tubuhnya lelahnya untuk apa” (HR Tirmidzi)