MALANG. Awalnya Punari hanya ingin segera menyelesaikan hutangnya, sehingga ia berjualan bakso dan mie pangsit. Namun kemudian dia begitu semangat menggarap usahanya hingga akhirnya dapat menjadi mata pencaharian untuk keluarganya juga. Punari, laki-laki berumur 41 tahun itu sebenarnya telah memulai usahanya sejak 1997. Berbagai terobosan agar usahanya tersebut bertambah maju telah dia lakukan. Selain dengan mengubah bakso daging sapi ke daging ayam, ia juga mengubah cara berjualan. Semula ia memang berkeliling, tapi kemudian dia memutuskan mencari tempat mangkal untuk melayani konsumennya.
Nur, sapaan akrab Punari ini kemudian menjadi binaan RZ dan mendapat bantuan berupa sarana usaha. Setelah mendapat pendampingan usaha yang intensif serta tempat jualan yang tetap, pendapatan Punari pun mengalami peningkatan, yang sebelumnya rata-rata pendapatan bersih per bulan bekisar Rp1.300.000, dan setelah mempunyai tempat yang tetap untuk berjualan ia bisa memperoleh bersih sebesar Rp2.200.000 per bulan.
Kini ia berjualan di Jl. Bandulan VI RT 7 RW 3 Kel. Bandulan, Malang. Selama Ramadhan 2013 kemarin, bahkan pendapatan Punari mencapai Rp3.500.000 meski sempat libur 10 hari. Tempat mangkal yang awalnya hanya berupa tenda sederhana sekarang telah berubah menjadi bangunan permanen. “Saya ingin hasil jualan mie ini bisa ditabung untuk mempersiapkan pendidikan anak-anak sampai tinggi,” ujar Punari dengan wajah optimis.***
Newsroom/Rudeq Mochammad
Malang