[:ID]KARANGANYAR. Pada (20/12) program sinergi komunitas RZ mengunjungi ICD Sokosari Jumantono, kabupaten Karanganyar dengan mengajak 26 santri TPQ Nurul Huda membuat sandwich, sebuah makanan yang asing bagi mereka sebelumnya.
Pada pukul 14.00 santriwan dan santriwati sudah berkumpul di Masjid Nurul Huda, dusun Bakaran, Sokosari.
Kegiatan tersebut diawali dengan belajar membaca iqra’ dan hafalan Al Quran.
Kegiatan membuat sandwich pun dimulai usai shalat Ashar berjamaah.
Kegiatan tersebut menghadirkan Prasetyo Azis sebagai mentor, ia adalah salah satu siswa kelas 12 SMAN 5 Surakarta yang bercita-cita menjadi seorang Chef.
Di 15 menit pertama Ia memberikan tutorial membuat sandwich, 15 menit berikutnya para santri dibagi menjadi beberapa kelompok dengan berikut peralatannya, dan 30 menit sisanya digunakan untuk membuat sandwich oleh setiap kelompoknya.
Tepat pukul 16.00 sandwich tersebut selesai dibuat, anak-anak sangat menyukainya, meskipun bentuknya bervariasi.
“Kami sangat menyukai kegiatan ini mas, bisa jadi selingan kegiatan belajar mengajar di TPA kami,” kata Hana, salah satu pengajar TPA disana.
“Rasanya aneh mas, bikin perut saya mual.” ujar Andri, salah satu santri diiringi tawa santri lainnya. “Saya juga tidak mau makan mas, rasanya tidak enak, asam.” timpal Suci yang tidak mau makan setelah selesai membuatnya.
Meskipun beberapa punya komentar yang berbeda, Sandwich tersebut tetap habis juga.
Newsroom/Hasun
Karanganyar[:en]KARANGANYAR. At (12/20) RZ community synergy program visit ICD Sokosari Jumantono, Karanganyar district to invite 26 students TPQ Nurul Huda made a sandwich, a food that is foreign to them before.
At 02 PM the students had gathered at Masjid Nurul Huda, Bakaran hamlet, Sokosari. The activity began with learning to read iqra and memorizing the Quran and then the Event to make sandwiches started after the Asr prayer in congregation.
The activities bring Prasetyo Azis as a mentor, he is one of the students in grade 12 SMAN 5 Surakarta who aspires to become a chef.
In the first 15 minutes he gave a tutorial to make a sandwich, 15 minutes later the students were divided into groups with the following equipment, and a 30-minute rest is used to make a sandwich by each group.
Exactly at 04.00 pm the sandwich is finished, the kids really liked it, although the shape is varied.
“We really liked this activity, it could be an intermezzo for teaching and learning in TPA,” said Hannah, one of the teachers at TPA.
“It was strange mas, makes my stomach queasy.” Said Andri, one of the students snickered at the other students. “I also do not want to eat, the taste awful, sour,” said Suci who did not want to eat when she done making it.
Although some have different comments but the sandwich finished.
Newsroom/Hasun
Karanganyar[:]