PADANG. Kerajinan topi rajut mulai diproduksi pada pekan ini Senin (25/7), oleh warga binaan di wilayah Integrated Community Development Padang Timur dibawah asuhan Member Relationship Officer Andrew Valentino. Kerajinan Rajut ini banyak diminati kaum ibu-ibu dan remaja putri. Kerajinan ini mebutuhkan keterampilan dan ketelatenan, biasanya menggunakan benang rajut, wol, atau benang Medan dan alat jarum yang disebut hakken. Dari produksi ini tersedia topi untuk anak perempuan dan peci untuk anak laki-laki.
Meski kebanyakan digemari ibu-ibu namun menurut sejarahnya, budaya kerajinan rajut pada awalnya dilakukan oleh pria di Timur Tengah ( tepatnya dari Jazirah Arab ). Namun kerajinan rajut yang ada di Indonesia dikenalkan oleh orang–orang Belanda, karena kerajinan rajut tersebar lebih dulu ke kawasan Eropa sebelum masuk ke Asia lalu ke Indonesia.
Meski produksi usaha ini belum untung secara nyata, namun anggota HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Guntur yang hadir melihat bazaar warga binaan Rumah Zakat pekan lalu, tertarik untuk memasarkannya tinggal menunggu profil dari semua hasil usaha binaan Rumah Zakat cabang Padang. ***
Newsroom/Miralyn Afrini
Padang