Banyak masyarakat Indonesia yang mudik ke kampung halaman
menggunakan mobil pribadi. Sering kali karena jarak mudik yang jauh membuat
pengemudi mobil pun jadi lelah. Tak sedikit yang karena abai dengan kondisi
fisik pengemudi akhirnya mobil pun mengalami kecelakaan. Naudzubillah.
Nah, agar kondisi fisik pengemudi tetap fit dan bugar selama
menyetir mobil, ada baiknya mengikuti tips berikut ini. Selamat mencoba!
1. Istirahat yang cukup
Sebelum pergi mudik menggunakan mobil, sopir
jangan bergadang. Upayakan untuk tidur dengan cukup agar keesokan harinya
terasa fit dan segar, apalagi memang kondisinya tidak ada sopir pengganti.
Jika misalnya saat menyetir mobil rasa kantuk
menyerang, jangan paksakan tetap menyetir karena bisa sangat berbahaya. Beristirahatlah
dengan cukup sekitar 2-3 jam di tempat yang layak dan aman agar sopir kembali
segar. Kondisi kantuk bisa mengurangi konsentrasi dan menurunkan fokus pandangan.
2. Lakukan peregangan
Sopir rentan mengalami badan pegal-pegal. Oleh
karena itu, sebelum berangkat mudik menggunakan mobil lakukan dulu peregangan
di bagian punggung serta di bagian hamstring. Hamstring sendiri merupakan otot
yang berada di belakang paha.
3. Tidak mengandalkan kopi
Bagi yang mudik di malam hari atau setelah
tidak berpuasa, banyak yang mengandalkan kopi untuk menghilangkan rasa kantuk. Padahal
penghilang kantuk yang paling ampuh adalah tidur. Jadi, tidurlah jika memang
kantuk menyerang.
Baca Juga: Ini Dia Doa Naik Kendaraan Darat dan Laut
Hindari mengonsumsi minuman berenergi atau
minuman yang mengandung kafein lainnya karena efeknya tidak baik bagi tubuh. Jika
ingin menghemat waktu istirahat, pengusir kantuk yang bisa dikonsumsi adalah
buah-buahan segar atau biskuit.
4. Ingat batas maksimal mengemudi
Jangan mengemudi hingga badan terasa letih.
Tapi, beristirahatlah setiap 2,5 jam sekali. Misalnya jika mengemudi selama 6
jam, maka bisa beristirahat selama 2 kali. Hindari memaksakan tubuh tetap
menyetir mobil padahal fisik sudah mengirim alarm untuk beristirahat. Ingat,
keselamatan adalah yang utama, bukan kecepatan.
