Sahabat Zakat, sakit merupakan salah satu alasan
dibolehkannya seorang Muslim untuk tidak berpuasa. Namun, bagaimana dengan
mereka yang menderita maag? apakah termasuk salah satunya yang dibolehkan
berbuka atau lebih baik dilanjutkan puasanya? Secara medis, memang ada penyakit
yang pada kondisi-kondisi tertentu dapat diperberat jika tetap
melaksanakan puasa.
Bagi orang yang menderita penyakit berat, yang
mengharuskan adanya asupan makanan pada waktu yang biasa digunakan untuk
berpuasa, tentu berpuasa tidak dianjurkan. Untuk menentukan apakah penyakit
yang kita alami cukup berat atau tidak, dan apakah puasa akan berdampak negatif
bagi kesehatan kita, sebaiknya kita berkonsultasi terlebih dahulu dan
memeriksakan diri ke dokter yang kompeten. Khusus bagi para penderita maag,
banyak dokter justru tetap menyarankan kepada pasien untuk tetap berpuasa,
karena adanya berbagai manfaat positif yang ditimbulkan.
Dalam banyak penelitian, didapatkan kadar asam
lambung pada penderita maag yang berpuasa justru lebih rendah (mendekati
normal) dibandingkan hari-hari saat tidak berpuasa. Hal tersebut dikarenakan
pada saat pasien berpuasa, pasien melakukan pola makan yang lebih teratur,
mengurangi camilan yang seringkali merupakan makanan berlemak, mengurangi rokok
dan minuman bersoda, dan adanya upaya pengendalian emosi sehingga jarang
terjadi stress.
Selain itu, pada saat kita berpuasa, perubahan yang
terjadi adalah pola makan kita berubah menjadi dua kali sehari, dan asupan
kalori berkurang. Kondisi tersebut berpengaruh baik pada berbagai penyakit,
terutama penyakit metabolik. Pada orang yang berpuasa umumnya ditemukan
penurunan kadar LDL/Kolesterol jahat dan meniNgkatnya kadar HDL/kolesterol
baik. Hal ini amat baik untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler.
Semua temuan tersebut sejalan dengan lanjutan dari
kutipan surat Al Baqarah di atas, “Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.”
Apabila dokter yang memeriksa menyarankan kita
untuk tidak berpuasa, maka kita harus mengganti puasa tersebut di waktu lain,
sejumlah hari yang kita tinggalkan dibulan Ramadhan. Hal ini tentu saja
tergantung dari apakah pasca bulan Ramadan keluhan maag kita membaik, sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan puasa.
Apabila kondisi kesehatan kita tidak kunjung
membaik dan tetap tidak memungkinan kita berpuasa, maka diperbolehkan bagi kita
tidak mengganti puasa, namun diharuskan membayar fidyah, yakni memberikan
makanan kepada fakir miskin sejumlah hari yang kita tinggalkan. Jika
berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter, pasien penderita maag memutuskan
berpuasa, terdapat beberapa tips yang perlu dilakukan.
Tips-tips ini perlu diperhatikan agar pasien dapat
menjalankan ibadah puasa dengan lancar dan tanpa menimbulkan keluhan maag yang
berarti.
Berikut ini
beberapa upaya yang perlu dilakukan oleh pasien penderita maag saat berpuasa di
antaranya:
1.
Memulai puasa dengan niat yang ikhlas untuk
beribadah.
Dengan niat
yang ikhlas, insyaAllah akan dimudahkan dalam menjalankan ibadah dan lebih
mampu mengendalikan emosi yang berujung pada stres yang mampu memicu
peningkatan asam lambung.
2.
Selalu makan
sahur dan sebisa mungkin mengakhirkannya.
Hal ini
sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang menyatakan
bahwa di dalam sahur terdapat berkah, serta sunnah beliau yang selalu mengakhirkan
waktu makan sahur mendekati waktu subuh. Manfaat dari perilaku ini adalah tubuh
masih menyimpan cadangan kalori yang cukup di siang hari saat beraktivitas.
Apabila sahur
diawalkan, makanan yang dikonsumsi sudah tercerna sehingga tubuh cenderung kekurangan
energi pada saat masih dibutuhkan, dan lambung berada dalam kondisi kosong
dalam waktu yang terlalu lama.
3.
Beraktivitas
fisik secara biasa.
Puasa bukan
halangan untuk melakukan aktivitas fisik sebagaimana hari biasa. Justru apabila
aktivitas fisik dikurangi, maka pasokan darah akan lebih banyak diarahkan ke
saluran cerna, sehingga proses pencernaan terjadi lebih cepat.
Kondisi ini
tentu tidak menguntungkan bukan hanya bagi penderita maag, tetapi juga semua
orang yang berpuasa.
4.
Menyegerakan berbuka.
Hal ini
bertujuan agar tubuh segera mendapatkan asupan kalori setelah seharian
beraktivitas. Selain itu, asupan cairan juga dibutuhkan untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang selama berpuasa. Kondisi kurang cairan/dehidrasi merupakan
stress bagi tubuh yang akan memicu peningkatan asam lambung.
Oleh karena
itu, untuk mencegahnya, pasien penderita maag perlu segera berbuka ketika
waktunya telah tiba.
5.
Berbuka
dengan makanan yang baik.
Pada saat
berbuka puasa, pola makan yang dianjurkan adalah memulai buka puasa dengan
makanan yang relatif “ringan” dan tidak merangsang lambung. Setelah dalam
jangka waktu cukup lama berada dalam kondisi kosong, perlu waktu bagi lambung
untuk kembali mulai bekerja. Tidak dianjurkan untuk berbuka puasa dengan cara
mengonsumsi makanan berat secara sekaligus, atau berbuka dengan mengonsumsi
makanan pedas. Konsumsi makanan berat dalam jumlah banyak secara mendadak dapat
membuat proses pencernaan tidak berlangsung dengan optimal.
Dan konsumsi
makanan yang merangsang lambung, seperti makanan yang terlalu dingin atau
panas, dan juga makanan yang pedas/berbumbu tajam, dapat memicu produksi asam
lambung yang lebih banyak sehingga berpotensi menimbulkan berbagai keluhan.
Demikian
beberapa tips yang dapat dilakukan oleh para penderita maag agar mampu
menjalankan ibadah puasa dengan optimal dan bebas dari keluhan lambung. Semoga
kita semua dikaruniakan kesehatan dan mendapatkan keberkahan serta pahala dari
puasa yang kita kerjakan.
oleh: dr. Hilmi Rathomi