Tidur adalah kebutuhan setiap manusia, tapi dalam Islam, cara tidur juga mendapat perhatian khusus. Salah satu posisi tidur yang sering menimbulkan pertanyaan adalah posisi tengkurap. Apakah posisi ini diperbolehkan dalam Islam? Yuk, simak penjelasannya secara lengkap berikut ini.
Tidur Juga Ada Adabnya, Termasuk Soal Posisi Tubuh
Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur ibadah, tapi juga adab dalam aktivitas sehari-hari, termasuk tidur. Bahkan, Rasulullah SAW telah memberikan teladan tentang bagaimana posisi tidur yang baik dan diridhai Allah SWT.
Salah satu posisi tidur yang sering menjadi perhatian adalah tengkurap, yaitu tidur dengan posisi perut di bawah. Mungkin terasa nyaman bagi sebagian orang, tapi apakah posisi ini sesuai dengan tuntunan Islam?
Dalil-Dalil Larangan Tidur Tengkurap
Larangan tidur tengkurap bukan tanpa dasar. Rasulullah SAW pernah memperingatkan langsung kepada seseorang yang tidur dengan posisi ini. Dalam sebuah hadis disebutkan:
“Rasulullah SAW melewati seseorang yang tidur tengkurap, lalu beliau menggerakkannya dengan kaki dan bersabda, ‘Wahai Junaidib, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka.’” (HR. Ibnu Majah)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga bersabda:
“Sesungguhnya ini adalah posisi tidur yang tidak disukai oleh Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Ahmad)
Hadis-hadis tersebut menunjukkan bahwa posisi tengkurap bukan hanya tidak disukai, tapi juga bisa mendatangkan kemurkaan Allah SWT jika dilakukan tanpa alasan yang jelas.
Penjelasan Ulama Mengenai Hukumnya
Beberapa ulama menegaskan bahwa tidur tengkurap minimal dihukumi makruh, bahkan ada yang menyebutnya haram jika dilakukan tanpa alasan yang mendesak. Dalam kitab Nuzhatul Muttaqin, Syaikh Musthofa Al Bugho menyatakan bahwa posisi ini terlarang.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga memperkuat pendapat ini. Menurut mereka, tidur tengkurap bisa dianggap berdosa bila dilakukan terus-menerus tanpa ada kebutuhan, meskipun tidak sampai haram secara mutlak.
Pengecualian dan Kondisi Tertentu
Namun, Islam juga memberi kelonggaran. Jika posisi tengkurap ini dilakukan karena kondisi kesehatan atau alasan medis, maka tidak termasuk dalam larangan. Seperti halnya saat seseorang mengalami nyeri di bagian perut atau hanya bisa tidur nyenyak dengan posisi tersebut.
Syekh Ahmad Wissam dari Dar al-Ifta Mesir menegaskan, “Adapun bagi mereka yang sedang sakit, maka boleh tidur secara tengkurap.” Jadi, prinsipnya kembali kepada alasan dan niat seseorang dalam memilih posisi tidur tersebut.
Namun tetap, jika tidak ada kebutuhan mendesak, posisi tidur lain yang lebih disukai syariat sebaiknya dijadikan pilihan utama. Ini bagian dari ikhtiar dalam menjalankan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Baca Juga: Menghindari Hal Buruk Sebelum Tidur
Posisi Tidur yang Dianjurkan dalam Islam
Untuk menghindari posisi tengkurap, tentu perlu tahu posisi tidur yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW sendiri telah memberi contoh langsung tentang posisi yang terbaik.
1. Miring ke Kanan: Sunnah dan Menyehatkan
Posisi tidur yang paling utama adalah miring ke kanan. Rasulullah SAW bersabda:
“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk sholat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari)
Tidur miring ke kanan diyakini membawa banyak manfaat kesehatan, seperti membantu sistem pencernaan dan memudahkan tubuh dalam beristirahat secara alami.
2. Boleh Miring ke Kiri, Tapi Jangan Utama
Tidur miring ke kiri juga diperbolehkan, tapi tetap bukan posisi yang dianjurkan untuk memulai tidur. Sebagian ulama menyebutkan bahwa Rasulullah SAW terkadang tidur ke kiri setelah bangun malam, namun awal tidurnya tetap miring ke kanan.
Jadi, miring ke kiri sah saja, apalagi jika dilakukan untuk kenyamanan sesaat. Namun, tetap lebih baik mengawali tidur sesuai sunnah, yaitu miring ke kanan.
3. Tidur Telentang: Tidak Dilarang, Tapi Bukan Prioritas
Islam tidak secara tegas melarang posisi telentang. Namun, tidak ditemukan riwayat bahwa Rasulullah SAW menjadikan posisi ini sebagai kebiasaan tidur utama. Maka, posisi ini boleh saja dilakukan, tapi tetap bukan yang paling utama.
Mengawali tidur dengan posisi telentang lalu bergeser ke kanan bisa jadi pilihan yang lebih seimbang. Ini sekaligus menunjukkan keinginan mengikuti sunnah meskipun secara bertahap.
Kesimpulan
Jadi, tidur tengkurap dalam Islam termasuk dalam posisi yang tidak disukai Allah SWT. Berdasarkan hadis sahih, Rasulullah SAW bahkan menyamakan posisi ini dengan cara berbaringnya penghuni neraka. Para ulama menghukuminya minimal makruh, dan bisa menjadi haram jika dilakukan tanpa alasan syar’i.
Namun, larangan ini tidak bersifat mutlak. Jika seseorang memiliki kebutuhan medis atau alasan tertentu, maka posisi tengkurap diperbolehkan. Islam senantiasa mempertimbangkan kondisi individu dengan penuh rahmat dan kasih sayang.
Nah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kami di Rumah Zakat.