Lebaran di Indonesia selalu identik dengan ketupat. Hidangan khas ini hampir selalu hadir di meja makan saat Idulfitri, disajikan bersama opor ayam, rendang, atau sambal goreng ati. Namun, bagaimana asal-usul ketupat hingga menjadi simbol Lebaran? Apakah tradisi ini hanya ada di Indonesia?
Sejarah Ketupat di Indonesia
Ketupat memiliki sejarah panjang di Indonesia. Hidangan ini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai media dakwah, menggabungkan ajaran Islam dengan budaya lokal agar lebih mudah diterima masyarakat.
Pada masa itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan tradisi Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Lebaran dirayakan pada hari Idulfitri, sedangkan Bakda Kupat berlangsung seminggu setelahnya. Dalam tradisi ini, masyarakat membuat ketupat dan membagikannya kepada tetangga sebagai bentuk kebersamaan dan permohonan maaf.
Tips Agar Anak Semangat Ngaji, Orang Tua Wajib Tahu
Makna Filosofis Ketupat
Selain sebagai hidangan khas, ketupat juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Anyaman daun kelapa yang membungkus ketupat melambangkan kesalahan manusia, sedangkan isi ketupat yang putih setelah dimasak melambangkan hati yang bersih setelah menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
Dalam bahasa Jawa, ketupat disebut kupat, yang merupakan kependekan dari ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan). Laku papat merujuk pada empat ajaran utama dalam Islam, yaitu:
1. Lebaran – Melambangkan selesainya ibadah puasa Ramadan.
2. Luberan – Rezeki yang melimpah setelah berbagi dengan sesama.
3. Leburan – Hati yang bersih setelah saling memaafkan.
4. Laburan – Kesucian seperti kapur putih setelah menjalankan ibadah puasa.
Tips Liburan di Musim Hujan agar Tetap Aman
Ketupat dan Tradisi Lebaran
Ketupat tidak hanya dikenal di Jawa, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia. Di Sumatra dan Kalimantan, ketupat disajikan bersama opor ayam, rendang, dan gulai. Di Bali, ketupat dikenal sebagai tipat dan sering digunakan dalam upacara adat Hindu. Sementara itu, di daerah pesisir, ketupat juga menjadi bagian dari tradisi sedekah laut.
Hingga kini, ketupat tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri. Selain sebagai hidangan khas, ketupat juga menjadi simbol kebersamaan, kesucian hati, dan saling memaafkan setelah menjalani bulan Ramadan.
Ketupat bukan sekadar makanan, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Sejak diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, ketupat menjadi simbol kebersihan hati, kebersamaan, dan permohonan maaf di hari kemenangan. Tak heran jika hingga kini, ketupat tetap menjadi hidangan khas yang selalu hadir dalam perayaan Lebaran.