oleh: Rudeq Mochammad Yanuar Santoso
Mahasuci Allah yang telah memberikan kemampuan kepada wanita dalam kesehariaannya untuk menjalankan berbagai profesi sekaligus. Sebagai seorang istri ia menjadi bagi suaminya, menjadi baby sitter, psikolog, dokter anak, laundry, supir ketika mengantar jemput anak, koki, finence, cleaning service, sekretaris, tukang reparasi alat-alat dapur, guru, ustadzah, bahkan menjadi satpam ketika menunggu suami pulang. Sungguh kemampuannya menjalankan fungsi profesi tersebut tidak lantas membuat para suami menganggap istri sebagai seorang pembantu atau tukan. Dibalik kelemahan seorang wanita sebagai istri, ia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang takkenal henti.
Lain lagi ceritanya jika seorang istri sekaligus ibu itu juga bekerja membantu suaminya mencari maisyah. Berbahagialah engkau wahai kaum hawa, Allah SWT memberikanmu banyak kelebihan, kekuatan dan perasaan. Begitu banyak kelebihan yang Allah SWT berikan kepada wanita, hingga dia mampu mengandung selama 9 bulan, melahirkannya, membesarkannya bersamaan dengan tuntutan taat kepada suami, berapa besar kekuatan yang Allah SWT berikan kepada wanita. Wajar saja jika wanita cerewet, teringat kisah Umar bin Khattab yang diam saja mendengar istrinya ngomel-ngomel karena beliau memahami bahwa istrinya lelah dengan berbagai macam profesi yang dijalaninya dalam waktu sehari.
Wanita yang meninggal karena melahirkan anaknya maka termasuk dalam mati syahid. Senyumnya pada suaminya berpahala, memasak untuk suaminya berpahala, merawat anaknya berpahala, hal-hal kecil yang wanita lakukan untuk suami dan anaknya semua bernilai pahala. Tapi taklupa juga pesan Rasulullah SAW kepada para wanita saat ia mengisi khutbah shalat idul adha, “wahai para wanita, banyak-banyaklah kalian bersedekah, karena aku melihat penghuni neraka kebanyakan dari kaum wanita”.
Innalillahi wa innailaihi roji’un, ini sungguh kabar yang sangat dahsyat dan mengerikan. Semua itu dapat terlihat di zaman sekarang. Begitu banyak wanita saat ini yang tidak lagi memiliki rasa malu untuk mengumbar auratnya. Mereka membiarkan rambut terurai tanpa hijab, paha dibiarkan bebas diterpa angin malam, pandangannya nakal tanpa batas, dan masih banyak yang lainnya yang tidak dapat saya tuliskan. Tulisan ini tidak lain sebagai pengingat untuk saudari-saudari saya yang sangat saya cintai karena Allah SWT, dan terlebih sebagai pengingat untuk diri saya pribadi.
Saudariku, kalian begitu cantik dan indah dipandang, tutuplah dengan sebaik-baik hijab. Jangan biarkan keindahanmu dipandang oleh mata-mata jalang laki-laki takbermoral, dijamah tangan-tangan para hidung belang. Wanita yang cantik, di satu sisi itu adalah nikmat, di sisi lain itu adalah ujian sekuat apa wanita cantik bisa menahan hasratnya untuk menampakkan kecantikannya pada dunia.
Wanita yang kurang cantik, disatu sisi adalah nikmat, disisi lain ujian seberapa besar kesabaran mereka menerima dengan lapang hati dan penuh kesyukuran apa-apa yang telah Allah SWT karuniakan. Begitu banyak wanita yang kurang cantik tidak bisa bersabar dengan apa yang Allah SWT karuniakan. Mereka mengubahnya dengan berbagai macam rekayasa, operasi plastik, krim pemutih, krim penghilang jerawat, dsb. Saya teringat kata-kata seorang ustadz, “sesuatu yang alami jika direkayasa akan menimbulkan kerusakan”. Pernyataan tersebut terbukti, salah satu contoh kecil, kita sering menemukan wanita memakai berbagai kosmetik kecantikan (bahkan ada yang memakai RDL untuk memutihkan wajah) pada akhirnya malah merusak wajahnya, bahkan sampai kanker kulit. Wanita saat ini mulai banyak yang tidak mau melewati proses kelahiran dengan normal, cari simplenya saja “operasi cesar”. Hal itu dilakukan karena tidak mau merasakan sakit, dsb. Sungguh, wanita belum bisa benar-benar merasakan menjadi ibu sebelum merasakan proses melahirkan secara normal. Lambat laun bisa jadi pada akhirnya wanita tidak mau punya anak.
Saya sangat kagum kepada para wanita yang menutup auratnya, padahal sebenarnya dia punya kecantikan dan keindahan yang luar biasa. Bisa saja dia memamerkan hal itu pada seluruh makhluk didunia, tapi demi menggapai cinta Rabbnya, dia menahan diri untuk melakukan segala kesenangan dunia itu. Saya yakin, sebenarnya seluruh wanita didunia ini bisa melakukan itu. Di padang mahsyar nanti, laki-laki akan dimintai pertanggung jawaban atas tiga wanita yaitu ibu, istri dan saudara perempuannya. Sedangkan wanita akan dipertanggung jawabkan oleh tiga laki-laki yaitu suami, ayah dan saudara laki-lakinya, maka beruntunglah engkau wahai wanita yang akan membuat mereka bangga atas kamu di akhirat kelak dan anugerah bagi kamu beupa kehidupan sebenarnya dalam wangi surga.
Dari Abu Hurairah ra diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda “jika seorang wanita sudah melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya, ia bisa masuk Surga dari pintu mana saja yang dia kehendaki”. Istiqomah dalam kebaikan itu tidak mudah, karena semakin bertambah iman manusia maka akan semakin berat ujian yang menimpa, semoga seluruh wanita bisa menjalankan 4 hal di atas, sehingga mereka bisa bersama-sama memasuki surga dari pintu mana saja yang mereka mau.