YOGYAKARTA. Bagi sebagian orang kesalahan memesan barang yang akan digunakan untuk sebuah usaha adalah kesalahan yang fatal, namun tidak demikian dengan kisah Suminar. Tekad yang kuat untuk mengembangkan usahanya, menjadikan ia begitu cerdik melihat peluang dari kesalahan pemesanan barang.
Kisah Suminar yang beralamat di jalan Godean Km 9, Dukuh, Sidokerto Kec. Godean ini dimulai saat ia memulai usaha jajanan pasar pada tahun 2011, diawal usahanya ia memproduksi 300 buah dadar gulung per hari dengan peralatan yang cukup sederhana. Peralatan yang sederhana menjadikan hasil produksi usaha jajanan pasar tersebut dirasa kurang maksimal dan relatif membutuhkan waktu produksi yang cukup lama.
Melihat kondisi tersebut di awal tahun 2012 Rumah Zakat melalui Mandiri Daya Insani menyalurkan bantuan berupa sarana usaha yaitu teflon, kompor gas dan alat penggiling kelapa. Pada saat pengiriman sarana usaha inilah, terjadi kesalahan pemesanan barang yang akan digunakan untuk membuat dadar gulung yaitu teflon. Teflon yang diperlukan Suminar untuk pembuatan dadar gulung adalah teflon dengan tekstur halus tetapi yang sampai ke tangan Suminar ialah teflon dengan tekstur lebih kasar.
Dari kesalahan pemesanan ini, munculah ide Suminar untuk membuat produk baru yaitu Wingko Kelapa. Seperti mendapat durian runtuh ternyata pasar menyambut baik produk wingko kelapa tersebut. Kebutuhan pasar yang meningkat menjadikan Suminar mulai menambah`jumlah produksi wingko kelapanya.
Terhitung sejak bulan Juli 2012 produksi wingko kelapa naik dari semula hanya sejumlah 200buah/hari menjadi 600buah/hari. Penambahan produksi tentu saja membutuhkan penambahan tenaga maka Suminar mulai memperkerjakan 1 orang tenaga tambahan yang bekerja 8 jam/hari dari mulai pukul 09.30 s/d 16.30 WIB. Standar upah tenaga kerja buruh di Godean secara umum adalah senilai Rp 15.000/hari tetapi Suminar yang memperkerjakan kakak iparnya memberikan upah diatas standar yaitu senilai Rp 20.000/hari.
Menurut Suminar hal itu ia lakukan sebagai wujud berbagi rezeki terhadap saudara. Untuk produksi dadar gulung saat ini memang masih sejumlah 300buah/hari tetapi kemajuan produksinya dapat dilihat ketika diawal bulan Oktober Suminar kembali memperkerjakan 1 orang tenaga kerja tambahan khusus untuk membantu pembuatan dadar gulung. Produksi dadar gulung dilakukan malam hari selepas pembuatan wingko sekitar pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB dan untuk tenaga kerja buruh selama 2jam diberikan upah Rp 5.000.
Saat ini dalam sehari Suminar mampu memproduksi 200 buah dadar gulung dan 600 buah wingko kelapa dengan harga satuan Rp 400,- . Jika dihitung maka akan diperoleh omset harian sejumlah Rp 320.000,- dengan margin Rp 250.000 sedangkan THP sebesar Rp 70.000/ hari. Rencana kedepan, Suminar akan memperbaiki kemasan wingko dan mendaftarkan Wingko kelapa tersebut untuk mendapatkan ijin PIRT dari Dinas Kesehatan.***
Newsroom/Warjita
Yogyakarta