Oleh: Ustadz Zulfi Akmal, Lc. MA.
Bila kita ditanya, apa yang paling mengerikan atau menakutkan di dunia ini? Pasti jawaban kita bermacam-macam, sesuai dengan kondisi kejiwaan dan pengalaman dalam hidup. Ada yang takut ular, yang lain takut kegelapan, takut kejadian horor, dsb.
Tapi kali ini saya ingin mengarahkan kepada satu kengerian yang saya yakin kita sepakati semua. Betapapun mengerikan yang lain itu, yang satu ini tidak ada bandingannya. Yaitu ngeri bila tercabutnya iman dari dada sampai mati dalam keadaan seperti itu. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus”. (An Nisa’: 137)
“Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (Al Baqarah: 217)
“Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Ali Imran: 90-91)
Sekalipun kita terlahir dalam kondisi muslim, dibesar di lingkungan muslim, bahkan mendalami ilmu agama Islam, siapa yang menjamin kalau kita akan meninggal dalam kondisi muslim. Padahal bila seseorang meninggal dalam kondisi murdad, tidak ada arti sedikitpun amal yang ia lakukan sebelumnya, betapapun besar dan mulianya. Dia akan tinggal di neraka untuk selama-lamanya.
Kecemasan terhadap hal ini lah yang membuat kepala orang-orang shaleh dulu dipenuhi uban, membuat mata mereka tidak bisa tidur di malam hari dan selera makan mereka menjadi hilang kecuali sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Rasa takut yang membuat mereka hidup penuh kehati-hatian, jangan sampai melakukan kesalahan sekecil apapun.
Ibnu Mahdi berkata: “Suatu kali Sufyan ats Tsauriy menginap di tempatku, tiba-tiba ia mangis. Ketika ditanyakan kepadanya, apa yang menyebab beliau menangis, ia menjawab: “Sungguh dosa-dosaku dalam pandanganku lebih ringan dari ini. Lalu ia mengangkat sesuatu dari lantai. Aku takut tercabutnya keimanan sebelum aku mati”. (Siyar: 7/196)
Bila orang-orang shaleh saja mengkhawatirkan hal ini, kita yang bukan siapa-siapa harusnya lebih cemas dan waspada. Mereka sadar, sebelum nyawa keluar dari badan, ujian hidup ini tidak akan pernah berhenti dengan segala variasinya. Makanya mereka takut bila ada perkara yang akan mengguncang sendi keimanan hingga iman itu lepas dari diri.
Apalagi dalam kondisi dunia seperti hari ini, di mana keimanan itu seolah-olah sesuatu yang tidak berharga, boleh dilepas atau diganti seperti beli barang. Suka-suka pemiliknya. Sebagaimana Rasulullah bersabda:
Bersegeralah kalian melakukan amal shalih (sebelum datangnya) fitnah-fitnah bagaikan malam yang gelap gulita, seseorang dalam keadaan beriman di pagi hari dan menjadi kafir di sore hari, atau di sore hari dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari, dia menjual agamanya dengan segelintir kesenangan dunia.”
Untuk itu jangan sampai lupa untuk selalu berdo’a supaya dikokohkan Allah di atas agama tauhid ini sampai kembali kepada-Nya. Terutama di bulan Ramadhan ini, yang dipenuhi waktu mustajab.
Wahai Zat yang membolak balikkan hati, teguhkanlah telapak kaki kami di atas agama-Mu. Ya Allah, jangan biarkan musibah dan fitnah menimpa agama kami.
Sumber: fimadani.com
Hazrat Jeebrail Alsm. said, Hay! Muhammad Sm.! What is ‘Iman’(faith)? Rasulullah Sm. said – to believe upon Allah, and His Angels Alsm., His Kitabs (books), all of His Rasuls Sm. and fixation of good or bad from His majesty Allah. Jeebrail Alsm. said – What is Islam? Rasulullah Sm. said – there is no any Allah except Allah and Muhammad Sm. is the Rasul of Allah; and to give witness to the aforesaid answer and questions, to set up ‘Namaj’(to Pray), to keep Roja (fast) in the month of Ramjan; (Arabic month), to sacrifice Jakat (who are eligible for wealth and prosperity according to the law of Islam) and to do Hajj (who are eligible for wealth and prosperity according to the law of Islam). (Muslim- Miskat).
So – there are two parts of Islam. One of them is ‘Akaed’(the affairs or subject matters related to ‘Iman’ (faith)) and the other of them is ‘Furuat’(deeds and activities according to Islam). There will be no Iman (faith) in spite of these two parts rather to be ‘Kufar’( Idolatry). These are ‘Akaed’. And ‘Furuat’ (deeds and activities of Islam) is such matters where sin is occurred and ‘Kufar’ (idolatry) is not occurred without these. As a result if anybody does so much sin equal to the sky and the earth but has a little bit Iman(faith), he will have to get punishment in the Hell for fixed time after that he will be eternal inhabitant in the Heaven.
Otherwise, if anybody does act of piety equal to the sky and the earth but has no ‘Iman’ (faith) even a point, this act of piety will have no value at all. He will be inhabitant in the Hell forever. Here is Allah says- He who does good deeds or works and is ‘Mumin’ (faithful), does not do any ‘Kufar’(idolatry ). His doings are acceptable certainly and We will note or write in his ‘Amal Nama’. (Ref: Sura Ambia- 94 Ayat). Allah says that if anybody does ‘Kufar’ (idolatry) to ‘Iman’ (faith), his acts of piety will be destructed certainly. He will be a destructed person among the destructed persons in ‘Akhirat’ (next-world). (Ref: Sura Mayeda 5 Ayat). Rasulullah Sm. said, “If any one gives witness that there is no Allah except Allah. He is unique, He has no partner and Muhammad Sm. is His ‘Banda’ (created being) as well as Rasul Sm. , …………his ‘Amal’ (doings) may be so little , Allah will send him in the Heaven (Bukhari- Miskat).
Source: http://khilafateeislamnagar.com/2012/04/23/importance-of-iman-and-amal/