Studi terhadap bayi menunjukkan, pada usia 6-12 bulan bayi mulai bisa membedakan bahasa yang sering didengar/digunakan dan yang asing baginya. Di usia itu, ia juga mulai mampu merespons suara manusia di sekitarnya. Ummi, lakukan maternal talk (bicara keibuan) untuk meningkatkan kemampuan anak berbicara. Berikut ini tips yang sebaiknya Anda lakukan (do’s) dan tidak dilakukan (don’ts) saat bicara dengan bayi:
Do’s
1. Hentikan kegiatan yang sedang Anda lakukan saat bayi mulai berceloteh.
2. Dengarkan celotehnya dan jawab dengan kalimat percakapan.
3. Saat berdialog, tatap matanya.
4. Usahakan memakai bahasa ibu yang konsisten. Bila menggunakan dua bahasa sehari-hari, pilih dan gunakan satu bahasa saja.
5. Balas celoteh bayi dengan bunyi yang sama. Misal, “mamama.. babababa….” celoteh si bayi. Anda membalas, “Iya, Sayang, mamama… babababa….” Bila bayi tertawa, balaslah tawanya.
6. Berdialoglah sesering mungkin dengan bahasa yang baik dan benar.
7. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan sesuatu. Bila sudah terampil “mendengarkan”, Anda akan memahami apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh buah hati. Karena itu, penting bagi para ibu untuk berlatih terus menerus mendengarkan dan memahami arti celoteh si kecil.
8. Sambil berdialog, sampaikan nama-nama benda di sekelilingnya. Seperti, “Ini kelinci.” Lakukan dengan riang sambil menunjuk boneka kelinci. Ini untuk memberinya bekal pengetahuan.
9. Selingi dengan percakapan bermuatan emosi dan menggali perasaan. Misal, “Adik sedih (sambil ekspresikan muka sedih)?” “Maaf ya, Ummi lama datangnya (dengan ekspresi menyesal).” Bila ia kembali tertawa, ucapkan dengan riang, “Nah, Adik senang ya sekarang?” Lanjutkan dengan aktivitas bercanda atau bernyanyi.
Don’ts
1. Tidak merespons si kecil sama sekali.
2. Membalas sekenanya sambil meneruskan pekerjaan Anda.
3. Menyuruh bayi diam meskipun Anda berpikir hal itu hanya main-main.
4. Menggunakan bahasa yang tidak konsisten, kadang berbahasa Indonesia, terkadang bahasa daerah atau bahasa bayi yang tidak jelas (cadel).
5. Anda adalah role model-nya. Bila ibu tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hal itu akan menjadi contoh bagi buah hati Anda berbicara kelak.
6. Memonopoli pembicaraan. Beri kesempatan bayi untuk berceloteh. Caranya, ibu diam, beri kesempatan dan dengarkan.
7. Menghentikan “mendengar” dengan alasan tidak mengerti apa yang diucapkan bayi.
8. Melakukan dialog dan mengajarkan bicara dengan beban target.
Bila Anda memperoleh informasi bahwa pada usia tertentu anak dapat menguasai sejumlah kosa kata, itu tidak berarti Anda harus menerapkannya pada bayi Anda. Ibu yang bijaksana akan paham, setiap anak memiliki waktu tersendiri untuk bergerak ke arah yang diharapkan. Berikhtiarlah dengan tenang dan riang.
Sumber : http://ummi-online.com