[:ID]Oleh: Imam Nur Suharn
Nabi SAW adalah orang yang paling takwa dan bersyukur. Ketika Aisyah RA bertanya, “Mengapa engkau berbuat seperti ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?” Nabi menjawab, “Bukankah sudah semestinya aku senang menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhari dan Muslim).
Terkait Tahajud Nabi SAW, dari Aisyah, ia berkata, “Di suatu malam aku merasa kehilangan Nabi dari tempat tidurnya, kemudian aku cari beliau dengan meraba-raba, ternyata tanganku menyentuh telapak kaki beliau dan beliau sedang sujud dan kedua telapak kaki beliau sedang ditegakkan. Ketika itu beliau sedang membaca doa: “Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari murka-Mu, dan kepada pengamunan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari azab- Mu, aku tidak dapat menghitung betapa banyak sanjungan yang disampaikan kepada-Mu, sebagaimana yang telah Engkau sanjung diri-Mu sendiri.” (HR Muslim).
Dari Aisyah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW biasa mengerjakan shalat malam setelah shalat Isya sampai fajar Subuh menyingsing.” (HR Ahmad).
Nabi SAW biasa memperpanjang waktu berdiri ketika shalat. Tatkala beliau ditanya tentang shalat yang bagaimanakah yang paling utama, beliau menjawab, “Yang paling lama berdirinya.” (HR Darimi).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah.” (HR Nasai). Nabi menunaikan shalatnya tanpa istirahat hingga delapan rakaat (empat salam), baru kemudian beliau duduk berzikir (HR Abu Dawud). Setelah berzikir beliau shalat dua rakaat sambil duduk (HR Abu Dawud). Setelah itu Nabi shalat Witir satu rakaat (HR Abu Dawud), dilanjutkan sujud selama kira-kira bacaan 50 ayat (HR Bukhari).
Nabi menunaikan Tahajud dengan bacaan pelan, tetapi masih dapat didengar dari kamar Aisyah (HR Abu Dawud). Tidak selamanya Nabi membaca pelan, terkadang membaca dengan jahr (keras) (HR Ibnu Majah). Untuk bacaan yang hukum nya panjang Nabi membacanya dengan mad yang jelas dan benar-benar panjang (HR Ibnu Majah).
Pada masa-masa akhir hidupnya terkadang Nabi SAW membaca surah di dalam Tahajud sambil duduk, setelah bacaan di dalam surah tersebut kurang dari 30 ayat atau 40 ayat Nabi berdiri menyempurnakannya (HR Ibnu Hiban).
Riwayat lain, Nabi jika membaca surah dalam shalat sambil duduk, rukuk dan sujudnya juga dikerjakan sambil duduk (HR Muslim). Jika di dalam bacaannya terdapat ayat yang menyebutkan rahmat Allah, Nabi berdoa memohon kepada-Nya, jika membaca ayat yang berisikan tentang azab, Nabi meminta perlindungan, dan jika Nabi membaca ayat yang menyebutkan tentang kesucian Allah, Nabi bertasbih (HR Ibnu Majah).
Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar dapat meneladani shalat Tahajud Nabi SAW dan merasakan manisnya iman. Amin.[:en]By: Imam Nur Suharn
The Prophet SAW is the most pious and grateful. When Aisha RA asked, “Why do you do this, even though Allah has forgiven your past and future sins?” The Prophet replied, “Shouldn’t I be happy to be a grateful servant?” (HR Bukhari and Muslim).
Regarding Tahajjud or night prayer of the Prophet SAW, from Aisha, she said, “One night I felt the Prophet disappear from his bed, then I looked for him fumbling in the dark, it turns out my hand touched the soles of his feet and he was prostrating and both of his feet were being straightened up, at that time he was reading the prayer: “O God, I take refuge with Your goodness from your wrath, and to Your forgiveness from Your torment. I take refuge in you from your punishment; I cannot count how much praise is given to you, as much as you have praised yourself. “(HR Muslim).
From Aisha RA, she said: “Rasulullah SAW usually do night prayers after Isha until Fajr comes around.” (HR Ahmad).
Prophet SAW used to extend his standing time when praying. When he was asked about which prayer is the most important, he replied, “The longest standing.” (HR Darimi)
Narrated from Abu Hurairah RA, he said: “Rasulullah SAW performed evening prayers until the soles of his feet chapped.” (Nasai HR). The Prophet performed his prayers without resting for up to eight rak’ats (four greetings), only then did he sit in dhikr ( HR Abu Dawud). After the dhikr, he prayed two rak’ahs while sitting (HR Abu Dawud). After that, the Prophet prayed one rak’ah prayer (HR Abu Dawud), and continued prostrating for about 50 verses read (HR Bukhari).
The Prophet fulfilled his tahajjud by reading quietly, but can still be heard from Aisha’s room (HR Abu Dawud). The Prophet did not always read quietly, sometimes he read aloud (Ibn Majah). For madd or elongation, the Prophet read it clearly and really long (HR Ibn Majah).
At the end of his life sometimes the Prophet SAW recited for Tahajjud while sitting, after reading in the surah less than 30 verses or 40 verses, the Prophet stood up to perfect it (HR Ibn Hiban).
In another narration, when the Prophet reads the surah in prayer while sitting, bowing and prostration is also done while sitting (HR Muslim). If in his reading there is a verse that mentions the mercy of Allah, the Prophet prays to ask Him, if he read a verse that contains the punishment, the Prophet asks for protection, and if the Prophet reads the verse that mentions the holiness of Allah, the Prophet glorifies (HR Ibn Majah).
Hopefully, Allah guides us, Muslims, to imitate the midnight prayer of the Prophet and feel the sweetness of faith. Amen[:]