BANDUNG. Pagi itu Minggu (23/7), Neni Sumiati (22) warga Cibuntu Tengah Bandung Kulon tidak ada firasat buruk terhadap suaminya Ahmad Diningrat (35). Seperti biasa ia menyiapkan kopi dan sarapan untuk suaminya sebelum berangkat narik penumpang angkutan kota jurusan Abdul Muis-Elang.
Namun kabar mengejutkan ia terima tidak lama setelah suaminya berangkat bekerja, Ahmad Diningrat (35) meninggal ditusuk setelah mencoba menyelamatkan ponsel milik penumpangnya yang dirampas didalam angkutan umum yang dikemudikannya. Ahmad meninggal setelah dada kirinya ditusuk oleh pelaku di Jalan Pagarsih, Bandung.
Neni sudah 7 tahun menjalani Rumah tangga bersama Ahmad dengan dikaruniai satu orang anak, Muhammad Saefulah (5). Ahmad menjadi tulang punggung bagi keluarganya termasuk kedua orang tuanya yang tinggal dalam satu rumah yang sangat sederhana. Sampai sekarang Neni masih belum percaya jika suaminya meninggal secepat itu dengan tragis, ia masih mengenang masa-masa indah bersamanya.
Menurut rekan satu profesinya, Ahmad dipandang orang yang baik, sopan, mudah bergaul, dan suka membantu teman yang lainnya jika dalam kesusahan. Ditengah maraknya kriminalitas di dalam angkutan kota, jarang sekali ada supir angkot yang mau mengorbankan diri untuk mencegah perbuatan jahat.
Bahkan beberapa topik di media online, banyak yang mengagumi sosok Ahmad kerena pengorbanannya, tidak sedikit warga kota Bandung mengusulkan pemerintah setempat untuk memberikan penghargaan kepada Ahmad karena dinilai telah berusaha memberikan kenyamanan kepada penumpang. Kedatangan Rumah Zakat ke rumahnya (26/10), untuk memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan, berupa uang tunai dan kornet Superqurban. Santunan ini akan diberikan setiap bulannya hingga Istri dan keluarganya bisa mandiri selepas ditinggalkan almarhum. ***
Newsroom/Yudi Juliana
Bandung