BANDUNG. Salah satu potensi di Desa binaan RZ ICD Mekarwangi Lembang Kab. Bandung Barat adalah pertanian. Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi sayur dan buah organik, membuat Kelompok Bina Tani Bangkit Mandiri menciptakan pupuk organik untuk kegiatan bercocok tanam mereka yang diberi nama Pupuk Super Organo.
Kelompok Bina Tani Bangkit Mandiri Desa Mekarwangi berusaha membuat pupuk yang unggul, berkualitas dan mampu bersaing dengan merk pupuk-pupuk lainnya. Dengan nama dagang pupuk Super Organo, kelompok Bina Tani ini mengawali usaha pembuatan pupuk organik cair segar sejak Oktober 2014.
Setiap bulannya, Kelompok Bina Tani ini bisa menghasilkan 150 liter Super Organo, atau sebanyak 150 botol, dengan harga jual sebesar Rp35.000/botol.
Terlebih dengan adanya bantuan uji lab, membuat Kelompok Bina Tani ini lebih bersemangat untuk mengembangkan produk pupuk buatannya. Dengan adanya bantuan uji lab, menjadikan pupuk Super Organo menjadi lebih percaya diri untuk ikut bersaing secara berkualitas dengan pupuk-pupuk lainnya yang beredar di pasaran. Selain itu, warga Kelompok Bina Tani ini pun tidak segan menawarkan dan memperkenalkan produk pupuk buatannya kepada para petani lokal dan daerah sekitar.
“Saat ini, Super Organo digunakan terlebih dahulu oleh para petani di Kelompok Bina Tani. Beberapa petani sekitar juga ada yang pakai Super Organo, karena petani juga ingin melihat hasil tanaman yang diberi pupuk ini. Kalau hasil tanamannya bagus, biasanya para petani saling memberitahu kepada petani lainnya dan ikut berbondong-bondong untuk menggunakan pupuk yang memberikan hasil yang bagus tersebut,” tutur Karya, ketua kelompok Bina Tani Bangkit Mandiri.
Salah seorang anggota Kelompok Bina Tani bernama Mardiman juga telah merasakan hasil dan manfaat dari penggunaan Super Organo ini. Dia mengatakan bahwa ada perbedaan yang mencolok antara tanaman yang menggunakan Super Organo dengan yang tidak. “Tanaman yang menggunakan Super Organo, hasilnya lebih bagus. Buahnya lebih besar dan manis,“ tutur Mardiman.***
Newsroom/RZ Magz #20Mei2015
Bandung
BANDUNG. Fertilizer is any substance used to add nutrients to the soil to promote soil fertility and increase plant growth. Notice how nothing in there mentions the actual soil health; that’s because not all fertilizers are made the same and not all are healthy for the soil.
Soil health relies on a balance of macronutrients and micronutrients, as well as microbial health. It’s vastly more complicated than simply adding nitrogen, phosphorus and potassium (NPK) to the ground and calling it a day.
The biggest issue facing the use of chemical fertilizers is groundwater contamination. Nitrogen fertilizers break down into nitrates and travel easily through the soil. Because it is water-soluble and can remain in groundwater for decades, the addition of more nitrogen over the years has an accumulative effect.
Considering this issue, RZ and Inspiration Volunteer attempted to provide a solution through training of liquid organic fertilizer production. Organic fertilizers are carbon-based compounds that increase the productivity and growth quality of plants. They have various benefits over chemical fertilizers such as fertility of soil and safe environment.
One of target farmer communities was Mekarwangi Farmer Community. In the last six months, this community has successfully produced their own liquid organic fertilizer named “Super Organo” for their own farms and for sale.
Every month, this community could produce up to 150 liters Super Organo. Each bottle is sold for 35.000 rupiah. “When we use Super Organo, we could produce a high quality of vegetable and fruit,” Mardiman, a farmer, said. ***
Newsroom/RZ Magz #20Mei2015
Bandung
