SUNAH-SUNAH DALAM MENGERJAKAN QIYAMUL LAIL (BAGIAN 1)
Qiyamul lail atau tahajud adalah salat sunah yang biasa dikerjakan
oleh Rasulullah Saw. Salat ini diperintahkan oleh Allah Swt. kepada Nabi
Muhammad Saw. Allah Swt. berfirman:
“Pada sebagian malam
hari, alat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan,
Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Q.S. Al-Isra’: 79)
Mereka yang mengerjakan salat tahajud pun akan mendapat
kebaikan dan rahmat Allah Swt. berupa surga yang indah.
“Sesungguhnya,
orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata
air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan
mereka. Sesungguhnya, mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang
berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam dan di akhir-akhir
malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Q.S. Adz-Dzariyat: 15-18)
Baca Juga: Bolehkah Anak yang Belum Baligh Berkurban?
Rupanya, ada sunah-sunah yang bisa dikerjakan sebelum atau
saat mengerjakan salat qiyamul lail. Sunah-sunah tersebut dicontohkan oleh Nabi
Saw. Berikut sunah-sunahnya seperti yang dirangkum dari kitab Fiqih Sunah karya
Sayyid Sabiq:
1. Sebelum tidur hendaklah berniat untuk
qiyamul lail
Hal tersebut berdasar pada hadits dari Abu
Darda’, Nabi Saw. bersabda, “Barangsiapa
yang hendak tidur dan berniat untuk salat di malam hari, tapi ternyata ia
tertidur pulas hingga pagi hari, baginya ditulis pahala sesuai niatnya, dan
tidurnya itu adalah sedekah dari Tuhannya.” (H.R. Nasa’i dan Ibnu Majah dengan
sanad yang sahih)
2. Mengusap wajah ketika bangun tidur,
bersiwak, lalu memandang ke atas dan berdoa dengan doa yang diajarkan oleh
Rasulullah
Laa
ilaha illa anta subhaanakallohumma astaghfiruka lidzambi wa as ‘aluka
rohmataka. Allohumma zidnii ‘ilmaan wa laa tuzi’g qolbii ba’da idz hadaytanii
wa hablii miladunka rohmatan innaka antal wahhab. Alhamdulillahiladzii ahyaana
ba’damaa amaatanaa wa ilaihi nusyuur.
Artinya: “Tiada tuhan kecuali Engkau. Mahasuci
Engkau. Aku memohon ampun kepada-Mu atas dosa-dosaku dan aku memohon rahmat-Mu.
Ya Allah, tambahkan kepadaku ilmu. Jangan Kau palingkan hatiku setelah Engkau
memberiku petunjuk. Limpahkan kepadaku rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya,
Engkau Maha Pemberi. Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kamu setelah
mematikan kami, dan kepada-Nya semuanya dibangkitkan.”
Lalu, membaca 10 ayat terakhir dari surah Ali
Imran. Lalu kemudian membaca doa ini:
Allaahumma
lakalhamdu anta qayyimus samawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu,
laka mulku samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, anta nuurus
samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, anta malikus samaawaati
wal ardhi, wa lakal hamdu, antal haqqu, wawa’dukal haqqu, waliqaa uka haqqun,
waqauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wannabbiyuuna haqqun,
wa muhammadun sallaahu ‘alaihi wa sallama haqqun, wassa’atu haqqun. Allaahumma
laka aslamtu, wa bika aamantu, wa’alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wabika
khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wamaa akhrartu, wamaa
asrartu wamaa a’lantu, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, laa ilaaha illaa
anta.
Baca Juga: Bolehkah Berkurban Satu Ekor Kambing untuk Satu Keluarga?
Artinya:
“Ya Allah, bagi Mu segala puji, Engkau penegak langit, bumi, dan apa yang ada
padanya. Bagi-Mu lah segala puji, kepunyaan Engkaulah kerajaan langit, bumi,
dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Pemberi cahaya
langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mulah segala puji,
Engkaulah Penguasa langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Yang Maha
Benar, janji-Mu itu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah
benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam itu benar, kiamat itu benar. Ya Allah, hanya
kepada-Mulah saya berserah diri, kepada-Mulah saya beriman, kepada-Mu saya
bertawakal. Kepada-Mu saya kembali, kepada-Mu saya mengadu, dan kepada-Mu saya
berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang saya
sembunyikan dan yang terang-terangan, dan yang lebih Engkau ketahui daripada
saya. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengemudiankan, tidak ada
tuhan melainkan Engkau.”
(Bersambung ke bagian 2)