[:ID]BALI. Erupsi Gunung Agung terus meningkat dari fase freatik ke magmatik (sejak teramati sinar api di puncak di malam hari pada Sabtu, (25/11/2017) pukul 21.00 WITA. Hal tersebut menyebabkan kepulan abu tebal menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak.
Kepulan abu yang menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak. Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi.
Untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana maka PVMBG telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai Senin, (27/11/2017) pukul 06:00 WITA. Status Awas adalah status tertinggi dalam status gunung api.
Pengungsi tersebar di 7 kabupaten di sekitar Gunung Agung yaitu di Kabupaten Badung sebanyak 5 titik (35 jiwa), Kabupaten Bangli sebanyak 17 titik (465 jiwa), Kabupaten Buleleng sebanyak 10 titik (2.423 jiwa), Kabupaten Denpasar sebanyak 6 titik (343 jiwa), Kabupaten Giayar sebanyak 9 titik (182 jiwa), Kabupaten Karangasem sebanyak 54 titik (7.852 jiwa), Kabupaten Klungkung sebanyak 21 titik (3.590 jiwa) dan Kabupaten Tabanan sebanyak 3 titik (252 jiwa). Kondisi pengungsian yang tersebar di banyak lokasi menjadi tantangan tersendiri bagi tim Relawan Rumah Zakat dalam mendistribusikan bantuan.
“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD setempat dalam pendistribusian bantuan. Hingga saat ini, pendataan pengungsi masih terus dilakukan oleh BPBD, dan diperkirakan jumlahnya masih bertambah,” ungkap Sujay Saputra, Relawan Rumah Zakat.
Untuk merespon kondisi Gunung Agung yang memasuki level Siaga, Rumah Zakat telah menerjunkan 7 relawan yang akan bertugas dalam pendistribusian logistik, assesment kondisi lapangan secara menyeluruh, dan pendampingan psikososial untuk warga terdampak.
“Kami sudah mulai menyebarkan masker kepada warga, Senin pagi ini (27/11/2017) karena abu vulkanik mulai terasa mengganggu pernafasan,” ujar Sujay.
Newsroom/Kuna
Bali
[:en]BALI. The eruption of Mount Agung continues to increase from the phreatic to magmatic phase (since the observation of the fire at the peak at night on Saturday, 11/25/2012) at 21:00 WITA, causing constant thick ash of ash to reach a height of 2,000-3,400 meters from the peak.
Continuous ash puffs are sometimes accompanied by explosive eruptions accompanied by a weak sound that sounds up to 12 km from the summit. The rays of fire are increasingly observed in the next night. This indicates the potential for a larger eruption is imminent.
To anticipate all possibilities and risks of disaster, PVMBG has raised the status of Gunung Agung from Alert (level 3) to Awas (level 4) starting from Monday, (27/11/2017) at 06:00 WITA. Beware Status is the highest status in volcano status.
Refugees are spread in 7 districts around Gunung Agung in Badung regency with 5 points (35 people), Bangli regency as many as 17 points (465 people), Buleleng regency with 10 points (2,423 people), Denpasar regency with 6 points (343 people) , Giayar regency as many as 9 points (182 people), Karangasem regency of 54 points (7,852 people), Klungkung regency as many as 21 points (3,590 people) and Tabanan regency as many as 3 points (252 people). Displacement conditions scattered in many locations to be a challenge for volunteers Rumah Zakat team in distributing the aid.
“We are continuing to coordinate with the local BPBD in distributing aid. Until now, refugee data collection continues to be done by BPBD, and estimated the number is still growing, “said Sujay Saputra, Volunteers Rumah Zakat.
To respond to the condition of Gunung Agung entering the Alert level, Rumah Zakat has deployed 7 volunteers who will serve in the distribution of logistics, comprehensive field assessment of the field, and psychosocial assistance for affected residents.
“We have started to spread the mask to the residents, Monday morning (11/27/2017) because the volcanic ash began to disturb breathing,” said Sujay.
Newsroom/Kuna
Bali[:]