[:ID]SISWA JUARA ANTUSIAS PRESENTASIKAN LAPORAN TUGAS INI[:en]STUDENTS OF SD JUARA JAKARTA TIMUR ENTHUSISTICALLY REPORTED THEIR INTERVIEW RESULT[:]

oleh | Okt 19, 2016 | News

[:ID]siswa-juara-antusias-presentasikan-laporan-tugas-iniJAKARTA. (19/10) Gagap gempita mewarnai keceriaan murid kelas V (Imam At-Turmudzi) SD Juara Jakarta Timur saat guru bahasa Indonesia memasuki kelas, ternyata mereka sudah tidak sabar untuk mempresentasikan laporan hasil wawancara mereka terhadap pedagang pasar Pulojahe. Meskipun demikian, diantaranya terlihat pula ada yang tampak gugup sebab sebentar lagi mereka akan maju tampil di depan teman-temannya.

“Kegiatan wawancara ini memang menguji kepercayaan diri mereka mulai dari wawancara, pengolahan data, hingga mempresentasikan hasil wawancara mereka,” ujar guru bahasa Indonesia tersebut.

Presentasi ini melibatkan beberapa kelompok. Kelompok pertama yang maju adalah kelompok Pedagang Pisang yang dibawakan oleh Fauzan sebagai moderator, Hilmy dan Reza sebagai narasumber, dan Ikhsan sebagai notulen. Meski masih SD, pembelajaran mereka sudsah seperti orang kuliahan. Meski sang moderator, Fauzan terlihat tegang memimpin jalannya presentasi tersebut, ia berhasil membuat kelompok lain tertarik untuk bertanya atau memberikan pendapat. Sementara Hilmy yang suaranya pelan, lama kelamaan percaya diri menampilkan suara yang jelas dan lantang, bahkan ia mampu menjawab pertanyaan kelompok lain.

“Presentasi ini tidak sekadar melaporkan hasil wawancara saja, namun juga menyampaikan gagasan atau pendapat tentang permasalahan pasar tradisional kini, yaitu mengapa pasar tradisional tetap harus bertahan di tengah zaman modern saat ini? Meski sudah tergerus oleh merambaknya pasar modern (mall),” ujar guru bahasa Indonesia lagi.

Ada pertanyaan yang unik dari peserta kelompok lain antara lain, “Mengapa pedagang pisang mencari pisang dari Lampung?” tanya Sella. “Mengapa di pasar modern tidak ada sistem tawar-menawar?” tanya Cece.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab dengan mantap oleh kelompok Fauzan, mereka menjawab pertanyaan Sella, “Karena pedagang pisang tesebut menjual pisang Lampung,” dan pertanyaan Cece dijawab, “karena di pasar modern sudah ada diskon, barangnya terjamin/berkualitas, dan ada pajak sehingga kalau ada tawar-menawar mereka akan rugi.”

Kelompok selanjutnya yang maju adalah kelompok Zulfi. Mereka juga tak kalah percaya diri. Zulfi sebagai moderator menggiring anggota kelompoknya untuk terlibat aktif. Sayang sekali, bel istirahat berdering pada saat Renaldi sebagai narasumber menjelaskan hasil wawancara dan peserta kelompok lain mencatat pokok-pokok penting dari apa yang disampaikan Renaldi. Pembelajaran pun dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Newsroom/Arif Rahman
Jakarta[:en]Cheerfulness was engulfing in 5th grade (Imam At-Turmudzi) class SD Juara Jakarta Timur when Bahasa teacher entered the classroom, it turns out they cannot wait to present their report about merchant of Pulojahe market their interviewed. Nevertheless, among them there were also who look nervous because soon they will perform in front of their friends.

“The interview activity is to test the confidence by interviewing, processing data, and presenting the results of their interviews,” said Bahasa teacher.

This presentation involves several groups. The first group to perform is the Banana Merchants hosted by Fauzan as moderator, Rithy and Reza as a resource, and Ikhsan as the minutes. Although still in elementary school, their learning is like college students. Although the moderator, Fauzan was tense leading the presentation, he managed to create other groups interested to ask questions or give opinions. While Rithy whose voice slowly, over time the confidence to show sound loud and clear, even he was able to answer questions of other groups.

“This presentation is not simply reporting on the interview, but also to convey the idea or opinion about the problems of traditional market now, which is why traditional market still had to endure in modern times? Although already eroded by modern market (mall), “said said Bahasa teacher again.

There is a unique question from participants of other groups, among others, “Why Banana traders seek banana from Lampung?” Said Sella. “Why in the modern market system there is no bargain?” Asked Cece.

These questions were answered with a steady by Fauzan group, they answered Sella’s questions, “Because the traders sells Lampung bananas” and the second question answered, “because in the modern market there are discounts, the goods have good quality, and there also taxes so that if there is a bargain they will lose ”

The next group is Zulfi and friend presented the report. They also did not lose confidence. Zulfi as moderator lead group members to be actively involved. Unfortunately, the recess bell rang when Renaldi as a resource to explain the results of interviews and other group participants noted the main points of what was said Renaldi. Learning was resumed at the next meeting.

Newsroom/Arif Rahman
Jakarta[:]