Oleh Rachmat Ari Kusumanto
Chief Executive Officer Rumah Zakat
Sobat Zakat yang diberkahi Allah, Rasulullah SAW selalu mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bersyukur. Melalui syukur kita sedang mengatur arus takdir yang mengalir dalam kehidupan kita menjadi lebih terkendali dalam kepositifan. Syukur adalah salah satu alat pembuktian bahwa kita selalu berprasangka baik kepada Allah karena kenyataannya Allah memang lebih sering memberikan apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita inginkan. Berkah dari rasa cukup melalui syukur tersebut insya Allah nikmat akan terus ditambahkan kepada kita, maka melalui media majalah Rumah Lentera ini perkenankan kami untuk terus mensyukuri semua kasih sayang Allah pada lembaga ini dengan senantiasa menyampaikan rasa terima kasih kami kepada setiap Sobat Zakat yang telah bersinergi hingga hari ini.
Kami yakin bukan sekedar iklan, event pemasaran atau tenaga front line lembaga ini yang menggerakkan hati setiap Sobat Zakat untuk terlibat dalam misi kemanusiaan ini, semua pasti atas kemurahan dan kecintaan-Nya. Untuk menjaga setiap kasih sayang Allah tersebut terus menaungi usaha ini tentu prinsip amanah dan profesionalisme harus selalu dijaga dan ditingkatkan. Untuk bisa melihat lebih cermat aspek mana saja yang harus disempurnakan, melalui rangkaian roadshow Board of Director ke 7 regional se-Indonesia mulai akhir Januari hingga pekan ketiga Februari lalu kami menemukan bahwa di satu sisi banyak hal yang menjadi tugas besar untuk diselesaikan tapi di sisi lain banyak hal yang penuh surprise karena telah begitu banyak senyum keberdayaan terhasilkan.
Ada banyak pejuang-pejuang nun jauh di sana yang berjibaku memberikan pelayanan meski minim kilat kamera dan publikasi. Di Sekolah Juara Surabaya, kita melihat para guru begitu sabar dan telaten meski kita akui belum cukup standar fasilitas yang ada bahkan kita sedang terus berupaya supaya ada diantara Sobat Zakat yang berkenan mensupport kelanjutan kegiatan belajar mengajar mengingat bangunan gedungnya akan segera selesai masa sewanya. Padahal sekolah ini diisi oleh anak-anak kurang mampu yang begitu antusias untuk belajar. Ada yang harus berangkat mengayuh sepeda sejak jam 5 pagi karena begitu jauh rumahnya, ada yang orang tuanya kurang bisa merawat sang anak karena sedang sakit jiwa, dan masih banyak lainnya. Inilah undangan kami untuk setiap kita mengambil peran Merangkai Senyum Indonesia. Selamat membaca.