SIAGA GIZI NUSANTARA : PALING PAS BUAT BENCANA

oleh | Mei 28, 2006 | Inspirasi

Problem gizi masih menjadi gurita besar yang terus memakan korban, dan salah satu gerbang utama yang membatasi setiap warga mengakses dirinya menjadi sehat adalah kemiskinan. Jika kita membaca data dari Departemen Kesehatan, 2005 tentang jumlah masyarakat miskin di Indonesia rasanya sulit mengingkari bahwa negara kita memang masih negara miskin. Tahun 1996 tercatat sebanyak 22,4 juta (11,3%) masuk kategori miskin, tahun 1998 : 49,5 juta (24,2%). Tahun 2004 sedikit ada penurunan menjadi 36,2 juta (16,5%), sayangnya jumlah ini meningkat tajam pada tahun 2005 menembus angka 62 juta jiwa.

Kriteria miskin ini mengacu pada kebijakan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengkategorikan miskin dalam 3 tingkatan, mulai ; sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Adapun yang disebut sangat miskin jika setiap warga berpenghasilan Rp 120 ribu/bulan dengan konsumsi 1900 kalori/hari. Kategori miskin terhitung jika penghasilan Rp 150 ribu/bulan, 2100 kalori/hari, masuk kategori hampir miskin jika penghasilan per bulannya Rp 175 ribu, konsumsi 2300 kalori/hari.

Kemiskinan jelas berdampak pada kualitas kesehatan. Mulai gizi buruk, kurangnya pengetahuan kesehatan, kurangnya perilaku hidup sehat, lingkungan pemukiman yang buruk, ketidaktersediaan biaya kesehatan dan kurangnya mendapatkan akses informasi.

Namun ada kalanya penurunan mutu kesehatan juga muncul karena bencana. Tahun 2005-2006 dapat kita saksikan bersama, alam mulai gerah atas ulah serakah manusia. Bencana terjadi dimana-mana. Warga yang umumnya sudah termarjinalkan secara ekonomi makin terhimpit sebagai korban yang terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian. Tsunami Aceh, banjir Lengayang, Padang, tanah longsor Banjarnegara, banjir Trenggalek menyisakan tugas untuk berempati bersama, terakhir erupsi di Gunung Merapi, dan gempa bumi tektonik di Bantul, Yogyakarta dan sekitarnya.

Rumah Zakat turut peduli dengan meluncurkan Program SIAGA GIZI NUSANTARA tepat pada RAKERNAS VI Mei lalu. Program ini adalah sebuah aksi reaksi cepat untuk membantu korban bencana dan rawan gizi yang terancam gizi buruk karena tinggal di pengungsian maupun masuk wilayah rawan pangan.

Siaga Gizi Nusantara berwujud paket makanan dan sayuran dalam kemasan kaleng yang dapat didistribsikan secara cepat, mudah, higienis dan aman dikonsumsi untuk menjaga gizi tetap seimbang. SIAGA GIZI ini sangat pas dengan apa yang dibutuhkan para korban di lapangan mengingat logistik yang paling mendesak diperlukan dalam kondisi darurat adalah makanan siap saji, tanpa perlu repot dengan keterbatasan alat masak.

Paket makanan ini jelas bukan obat, karenanya tidak bersifat menyembuhkan. Tapi kita yakin dengan mendukung dan berpartisipasi dalam program ini kita bersama telah menjawab dengan usaha nyata pencegahan problem kelaparan dan kurangnya mutu gizi pangan.#

Muhammad Trieha