[:ID]BANGLADESH. Akibat penyerangan yang dilakukan tentara Myanmar ke Bhaguna Village, Maungdaw pada (25/08) lalu, Muhammad Khasim (56 th) bersama istrinya, Haamifah Hatu (38 th) dan ketiga anaknya terpaksa harus meninggalkan desa mereka untuk menyelamatkan diri. Tentara Myanmar tak hanya menyerang warga, mereka pun membakar rumah, kandang dan ternak milik warga desa.
Keluarga Khasim bersama 90 warga Bhaguna Village lainnya melarikan diri menuju perbatasan Bangladesh. Dengan perbekalan seadanya, Khasim terus berjalan selama 28 hari menyebrang sungai, melewati hutan-hutan belantara sembari terus bersiaga karena tentara Myanmar bisa saja memberondongi mereka dengan tembakan.
Perjalanan Khasim dan keluarganya menuju Bangladesh sangat tidak mudah, bukan hanya medan yang sulit, tapi kondisi kesehatan Khasim kala itu juga tidak baik. Sakit asma yang telah dideritanya selama 3 tahun kembali kambuh di tengah perjalanan. Meski kesulitan berjalan dalam kondisi asma, tapi Khasim terus bertahan demi keluarganya.
Alhamdulillah, setelah 28 hari berjalan, keluarga Khasim dan 90 warga Bhaguna lainnya tiba di Cox’s Bazar dengan selamat. Kini Khasim dan keluarganya tinggal di Shelter buatan Tim Kemanusiaan Rumah Zakat di Balukhali Camp, masih di wilayah Cox’s Bazar, Bangladesh.
“Untuk tahap pertama ini, kami membangun shelter untuk 20 keluarga,” tutur Andri Murdianto, Tim Kemanusiaan Rumah Zakat di Bangladesh. “Kami berencana akan membangun shelter lain untuk pengungsi di titik-titik lainnya,” pungkas Andri.
Newsroom/Ria Arianti
Bangladesh
[:en]BANGLADESH. As a result of the attack by the army of Myanmar to Bhaguna Village, Maungdaw on (25/08), Muhammad Khasim (56yo) with his wife, Haamifah Hatu (38) and his three children were forced to leave their village to save themselves. The Burmese army is not only attacking the citizens, they also burn houses, cages and livestock owned by villagers.
Khasim’s family along with 90 other Bhaguna Village residents fled towards the Bangladesh border. With makeshift supplies, Khasim continued to walk for 28 days crossing the river, through the jungles while continuing to be on alert because the Myanmar army could have shot them with gunfire.
Khasim’s journey and his family to Bangladesh is not easy, not just a difficult terrain, but Khasim’s health condition was not good either. The asthma he had suffered for 3 years returned to recur on the way. Although difficultly walking in asthma conditions, Khasim continue to survive for the sake of his family.
Alhamdulillah, after 28 days of walking, the Khasim and 90 other Bhagavas arrived at Cox’s Bazar safely. Now Khasim and his family live in a Shelter made by Rumah Zakat Humanity Team in Balukhali Camp, still in Cox’s Bazar area of Bangladesh.
“For this first phase, we built a shelter for 20 families,” said Andri Murdianto, Rumah Zakat Humanity Team in Bangladesh. “We plan to build another shelter for refugees at other points,” said Andri.
Newsroom / Ria Arianti
Bangladesh
[:]