CIMAHI. Sudah lebih dari sepuluh tahun, Wawan (41) berprofesi sebagai pemulung di pesisir Waduk Saguling. Setiap hari dia menyusuri waduk untuk mengumpulkan setidaknya 70 kg sampah. Sampah tersebut dujualnya ke bandar sampah dengan harga antara Rp 500 – 3000 per kg, tergantung dari jenis sampah yang didapat. Tak jarang dia bisa membawa sekitar Rp 50.000,00 per hari.
Waduk saguling yang sudah tercemar dan dipenuhi sampah, baginya adalah sumber mata pencarian. Musim hujan menjadi panen tersendiri bagi pemulung sampah seperti dirinya. “Bukannya saya senang dengan banyaknya sampah di sini. Yah, sekalianlah menjaga lingkungan supaya tidak terlalu parah kerusakannya. Kan bisa menguntungkan semua pihak,” kata Wawan.
Setiap hari waduk yang di bangun tahun 1980-1984 itu menerima sampah kiriman dari hulu Sungai Citarum Bandung. Sungai tersebut merupakan pemasok air utama bagi perairan Waduk Saguling. Tanpa adanya pemulung seperti Wawan, bisa jadi kondisi Saguling kini menjadi waduk sampah. Karena para pekerja pemulunglah, hingga kini Saguling tetap dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, diantaranya budi daya ikan tawar dan wisata air.
Namun saat ini sudah 3 bulan dia tidak bisa memungut sampah hingga ke tengah waduk. Pasalnya sampan yang biasa digunakan kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk digunakan. Bagian bawahnya bocor karena kayunya sudah dimakan usia dan dibiarkannya karam di dasar waduk.
Tak hanya Wawan saja yang mengalami hal itu. Beberapa pemulung lainnya pun mengalami hal serupa.Hal itu otomatis membuat jumlah uang yang didapatkan setiap hari mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Namun kini para pemulung itu dapat merasa lega. Rumah Zakat Indonesia (RZI) bersama Indonesia Power UBP Saguling mengulirkan program Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI), dengan pemberian modal usaha, khususnya pengadaan sampan baru.
Program ini dikhususkan bagi pemulung yang tinggal di Kampung Babakan Cianjur (BBC) Ds. Cihampelas Kec. Cihampelas Kab. Bandung Barat. Ujang Suhendra, perwakilan Indonesia Power UBP Saguling secara simbolis menyerahkan dayung dan sampan kepada pemulung, serta pemberian modal usaha sebesar Rp 50 juta kepada RZI untuk dikelola menjadi program pemberdayaan, Senin (1/2).
Kerjasama ini adalah untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya Indonesia Power UBP Saguling mempercayakan RZI dalam program Siaga Sehat dan penyuluhan selama tiga bulan berturut-turut. “Setelah kesehatan dilanjutkan dengan program ekonomi (KUKMI). Kampung ini harus Berseka, Bersih Sehat dan Kaya,” kata Ujang saat memberikan sambutannya di hadapan para pemulung.***
Newsroom/Yudi Juliana
Regional JABAR