[:ID]SERUNYA PANEN MANGGA DI BIMBEL BIRENA AL BAROKAH[:en]THE JOY OF FRUIT HARVEST IN BIRENA AL BAROKAH COURSE AND PRIVATE [:]

oleh | Nov 24, 2017 | News

[:ID]INDRAMAYU. Jumat (24/11/2017) “Alhamdulillaaah,” serentak peserta bimbel Birena Al Barokah mengucap hamdalah ketika menyelesaikan agenda mereka hari ini.

Tak hanya rutinitas membuka tadarus dengan Hafalan Qur’an yang sudah hampir 20 ayat pertama surat An Naazi’at. Tetapi materi bimbel kali ini diisi dengan aplikasi Syukur kepada Allah dengan berlimpahnya rizki musim buah mangga di desa berdaya Kertasemaya.

Panen mangga kali ini benar-benar anugrah Allah yang dimanfaatkan pula oleh Fasilitator, Asih Mayasari untuk memberikan ketrampilan mengolah buah mangga menjadi manisan dan pedesan mangga yang menjadi favorit peserta bimbel kali ini.

Semua peserta dilibatkan mulai dengan memetik, mencuci, mengupas, hingga memotong dan membuat bumbu manisan yang terdiri dari gula pasir, garam dan cabai merah yang direbus dan setelah dingin baru dicampur dengan buah mangga.

Untuk menjadikan manisan dan pedesan, anak-anak perlu bersabar karena proses pembuatan manisan dan pedasan akan melalui pendiaman selama 1 jam hingga bumbu menyerap.

Sambil menunggu, peserta bimbel diajak untuk mencari hikmah dan pelajaran dari kegiatan hari ini.

“Bersyukur karena masih bisa makan buah manga,” begitu jawab Eca salah satu peserta bimbel.

“Buah yang berlimpah bisa dijual sehingga mendapat uang untuk keperluan sekolah,” begitu ungkap Dea dengan bersemangat

“Kalau aku, jadi bisa bersedekah mangga kepada teman-teman,” ucap Merah si mungil kelas 3 SD yang sudah hafal QS Annaa’ziat hingga akhir ayat ini berpendapat.

Subhaanallah. semua jawaban itu diberi acungan jempol oleh “Ummi,” sapaan untuk Asih Mayasari yang setia membimbing mereka setiap pekan.

Tak terasa sejam berlalu. Tiba saatnya menutup agenda bimbel kali ini dengan Hamdalah dan dilanjutkan dengan do’a sebelum makan dan menyantap manisan dan pedesan mangga.

“Alhamdulillaah” terasa syukur dengan kenikmatan yang lebih besar karena makan dari hasil kerja dan olahan sendiri. Tutur Asih.

Newsroom/Kuna
Indramayu[:en]INDRAMAYU. Friday (11/24/2017) “Alhamdulillaaah,” simultaneously participants of private Birena Al Barokah said hamdallah when completing their agenda today.

Not only the routine of opening the tadarus with the Revelation of the Qur’an which is almost the first 20 verses of the Surah An Naazi’at. But the material of this class is filled with the application of Gratitude to Allah with the abundance of harvesting the mango in this fruit season the village of Kertasemaya.

Mango harvest this time is really the grace of God that is also utilized by the Facilitator, Asih Mayasari to provide the skills to process the mango fruit into sweets became the favorite of the participants’ course and private this time.

All participants are involved starting by picking, washing, peeling, cutting and making sweets consisting of sugar, salt, and boiled red chilies and after a cold just mixed with mango.

To make sweets, the children need to be patient because the process of making sweets will be through the sanctuary for 1 hour until the herbs absorb.

While waiting, the participants are invited to seek lessons and lessons from today’s activities.

“Thankful for being able to eat manga fruit,” said Eca one of the participants.

“Abundant fruits can be sold to earn money for school purposes,” Dea said eagerly

“If I were, so I could give my mum to my friends,” said Red, the third-grade elementary school student who has memorized QS Annaa’ziat until the end of this verse.

Subhaanallah. all the answers were given a thumbs-up by “Ummi,” a greeting for loyal Asih Mayasari guiding them every week.

It did not take an hour to pass. It is time to close this agenda with Hamdalah and continued with prayers before eating .

“Alhamdulillah” is grateful for the greater enjoyment of eating from the work and the processed ones. Sayur Asih.

Newsroom / Kuna
Indramayu[:]