BANDUNG. Berasal dari keluarga yang kurang beruntung dalam sisi ekonomi, Desi (13), siswa kelas VII di sebuah SMP Bandung, bukanlah sebuah halangan untuk meraih cita-citanya. Namun setelah duduk di bangku SMP dia mulai merasakan banyak hambatan, mulai dari biaya sekolah hingga jaraknya yang jauh.
Karena kondisi inilah, dia pun mengajukan diri menjadi anak asuh Rumah Zakat sehingga mendapatkan beasiswa setiap bulan. sebelumnya memang mencukupi, tapi beasiswa tersebut habis hanya untuk ongkos berangkat ke sekolah.
Dari rumahnya di daerah Batununggal, Desi harus naik 2 kali angkutan umum untuk menuju sekolahnya di daerah Jln. Ahmad Yani. Untuk menempuh jarak 5 km sebetulnya bisa ditempuh tidak lebih dari 20 menit bila menggunakan kendaraan pribadi. Namun dengan menggunakan angkot yang berputar-putar dulu, waktunya habis di jalan, dan terkadang ia sering kesiangan karena terjebak macet.
Cerita inilah yang membuat tamu istimewa dariAustralia, Brother Rayid Ressop bersama istri terharu. Saat pertemuannya dengan anak asuh Rumah Zakat, di Jl. Turangga no. 33 Bandung, dia berjanji akan membantu Desi dengan membelikan sepeda baru untuknya.
Selain Desi, Apriyani (11), siswa kelas V SD akan dibantu biaya oprasi pemisahan jari kakinya yang berdempet. Brother Rasyid sengaja datang ke Indonesia untuk melihat langsung perkembangan Rumah Zakat yang dia kenal. ***
Newsroom/Yudi Juliana
Regional JABAR
