[:ID]SEMANGAT BELAJAR MENGAJI DI TENGAH KETERBATASAN[:en]SYIAR QURAN : RASIMA EAGERLY LEARNING QURAN DESPITE HER VISION LIMITATION [:]

oleh | May 29, 2017 | News

[:ID]PALEMBANG. Penglihatan merupakan anugerah yang sangat berharga bagi manusia. Dengan penglihatan, kita bisa melakukan segala aktivitas tanpa batas, termasuk dalam melaksanakan ibadah. Berbeda dengan Nyai Rasimah (60) warga Jalan Kejawen, Kecamatan Kemuning, Palembang, kedua matanya tidak bisa berfungsi dengan sempurna, hanya mata sebelah kirinya saja yang bisa digunakan, itupun sudah tidak terlalu jelas penglihatannya.

Di tengah keterbatasannya melihat menggunakan satu mata, Rasimah tetap bersemangat dalam beribadahnya, terutama dalam mempelajari Al-quran. Kondisi tersebut membuatnya harus belajar ekstra keras untuk bisa mengaji dengan baik.

Rasimah belajar mengaji sudah sekitar dua bulan yang lalu. Saat ini ia sudah masuk huruf terakhir dari huruf hijaiyah. Rasimah yang sehari-harinya berjualan kue dan nasi uduk ini tinggal bersama suaminya yang juga tak jauh berbeda usia dengannya.

Awalnya Rasimah malu untuk belajar mengaji, karena diusianya yang sudah paruh baya belum bisa membaca Al-quran, sedangkan yang lainnya sudah bisa membaca Al-quran.

“Awalnyo malu nak belajar kareno yang lain sudah Al-Qur’an galo, tapi kato Ibu RT, jangan malu kalu nak belajar, jadi nyai beguyur bae belajar ngaji,” ungkap Rasimah.

Newsroom/Wanda Yulianto

Palembang [:en]PALEMBANG. Vision is a very precious gift to humans. With sight, we can do all activities without limits, including in performing worship. In contrast to Nyai Rasimah (60), a resident of Jalan Kejawen, Kemuning Sub-district, Palembang, her eyes cannot function perfectly, only her left eye can be used, and that is not very clear.

 

In the midst of her limitation of seeing using only one eye, Rasimah remained passionate in his worship, especially in studying Quran. These conditions make him, must learn extra hard to be able to study well.

 

Rasimah learned to study about two months ago. Currently she has entered the last letter of the letter hijaiyah. Rasimah who sells cakes and nasi uduk lives with her husband who is also not much different age with her.

 

Initially Rasimah embarrassed to learn to recite, because in her middle-aged, she cannot read Quran, while others can read Quran.

 

“Initially, I embarrass because the other at my age has been already recite Quran galo, but bu RT (the wife of neighborhood leader) said, ‘do not be shy to learn’, so I am eager to learn Quran.” Rasimah said.

Newsroom/Wanda Yulianto

Palembang[:]

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0