[:ID]MYANMAR. Setelah menghadapi berbagai macam tantangan selama proses pembangunan, mulai dari gangguan cuaca, tekstur tanah yang basah akibat banjir yang menggenangi lokasi hingga faktor keamanan, akhirnya Sekolah Darurat hasil kerjasama antara Human Concern International (HCI) dan Rumah Zakat di Bokhar Para Village, Kota Sittwe, Rakhine State dapat mulai digunakan untuk kegiatan belajar mengajar anak-anak Rohingya.
“Di Sekolah Darurat ini, anak-anak Rohingya akan belajar seputar ilmu pengetahuan umum, bahasa asing dan ilmu agama,” ungkap Andri Murdianto, Tim Kemanusiaan Rumah Zakat. “Pengajarnya adalah warga lokal di sini yang memang berprofesi sebagai guru,” tambahnya.
Sebanyak 40-50 anak Rohingya akan belajar di Sekolah Darurat setiap harinya didampingi oleh dua orang guru yang mengajar secara bergantian.
“Waktu operasional Sekolah Darurat dimulai pada hari Sabtu dan berakhir di hari Kamis setiap pekan,” jelas Andri.
Newsroom/Kuna
Myanmar[:en]MYANMAR. After facing various challenges during the development process, ranging from weather disturbance, soil texture wet due to floods that flooded the location to the safety factor, finally Emergency School result of cooperation between Human Concern International (HCI) and Rumah Zakat in Bokhar Para Village, Sittwe City, Rakhine State can begin to be used for teaching the children of Rohingya.
“At this Emergency School, Rohingya children will learn about general science, foreign languages and religious knowledge,” said Andri Murdianto, Rumah Zakat Humanity Team. “The teacher is a local resident here who is a teacher,” he added.
A total of 40-50 Rohingya children will study in an Emergency School each day accompanied by two teachers who teach in turn.
“The operational time of Emergency School starts on Saturday and ends on Thursday every week,” explained Andri.
Newsroom / Kuna
Myanmar[:]