Solo. Aksi kedua Rumah Zakat Solo bersama Indosat dialihkan ke wilayah Klaten tepatnya di kompleks perkantoran Kabupaten Klaten. Pengungsi yang berjumlah mencapai 2500 orang ini berasal dari kecamatan Kemalang. Mereka diungsikan pada Jumat malam hari (5/11).Pengungsi tersebut pindah serentak, tidak terkecuali anak-anak. Anak-anak ini berpindah-pindah ke posko pengungsian yang paling aman dengan meninggalkan aktivitas sekolah mereka. Bencana ternyata membuat aktivitas pendidikan mereka tersendat.
Melihat kondisi ini, Rumah Zakat mengadakan Sekolah Ceria. Sekolah ini adalah aktivitas belajar mengajar sederhana yang dilakukan dalam kondisi darurat. Sekolah Ceria memang jauh berbeda dari sekolah normal. Dalam Sekolah Ceria dilakukan trauma healing pada anak-anak pengungsi dengan berbagai permainan dan aktivitas lainnya. Dalam situasi seperti bencana sering kali orang-orang kehilangan kendali atas aspek kehidupan mereka, termasuk anak-anak.Melalui trauma healing ini, anak-anak dibantu untuk menyadari bahwa mereka adalah pihak yang “selamat” dan bukan “korban”.
Tak beda jauh dengan aksi sebelumnya di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, relawan Rumah Zakat Solo menangani trauma Healing pada ratusan anak. Hal ini berhasil karena trauma healing dapat dilakukan sendiri dan hanya perlu instruktur. Delapan orang instruktur dari relawan Rumah Zakat berhasil menyemangati anak-anak dalam trauma healing Sekolah Ceria ini. Tidak ada satupun organisasi menangani hal ini. “Bahkan, ada 4 orang mahasiswa psikologi yang menyatakan kesediaanya untuk bergabung dalam Sekolah Ceria Rumah Zakat,” ujar Afif Zam’i, kordinator relawan Rumah Zakat hari itu.***
Newsroom/Sigit Wardono
Solo