SEJARAH DAN ASAL-USUL IDUL ADHA

oleh | May 19, 2023 | Inspirasi

Setiap tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya, umat Islam
merayakan Idul Adha. Kata Idul Adha berasal dari kata ‘id dan ‘adha. ‘Id
berakar pada kata ‘aada ya’uudu’ yang memiliki arti dasar ‘menengok’ atau
‘menjenguk’ atau ‘kembali’.

Disebut demikian karena hari raya terus kembali berulang
setiap tahunnya. Di Indonesia, Id kerap disamakan artinya dengan ‘ayyada’,
yakni ‘berhari raya’. Sedangkan kata Adha bermakna ‘qurban’.

Dengan demikian, Idul Adha berarti kembali melakukan
penyembelihan hewan kurban atau kerap disebut istilah Hari Raya Kurban. Idul
Adha juga dikenal sebagai ‘Lebaran Haji’. Sebab, di saat yang sama, umat Islam
dari pelbagai penjuru dunia juga tengah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.

Kata kurban berasal dari bahasa Arab ‘qurban’ dari akar kata
qaraba, yaqrabu, yang berarti pendekatan. Mengutip buku berjudul “Rahasia
& Keutamaan Hari Jumat” oleh Komarudin Ibnu Mikam, disebutkan bahwa
berkurban berarti melakukan sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah
Swt.

Baca Juga: Harga Kurban Sapi Superqurban 2023 di Rumah Zakat

Idul Adha atau Hari Raya Kurban ini ditandai dengan
penyembelihan hewan kurban di seluruh dunia sebagai sarana mendekatkan diri
kepada Allah. Daging kurban itu kemudian disalurkan kepada masyarakat umum.

Sebagaimana penuturan Al-Hasan bin Ali, “Rasulullah Saw. memerintahkan kami dalam Idain (Idul Fitri dan
Idul Adha) agar memakai pakaian terbagus yang kami miliki, memakai minyak wangi
terbaik yang kami miliki, dan berkurban pada hari raya Idul Adha dengan
binatang kurban termahal dari apa yang kami miliki.” (H.R. Al-Hakim).

Perintah berkurban sendiri berkaitan dengan kisah ketulusan
dan totalitas dalam berkurban di dalam mengarungi kehidupan oleh Nabi Ibrahim
dan putranya, Nabi Ismail. Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk
menyembelih putranya, Ismail.

Kala itu, Ibrahim telah berusia senja dan Ismail mencapai
usia remaja. Dikisahkan, Nabi Ibrahim mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih
Ismail. Mimpi tersebut merupakan bagian dari wahyu Allah.

Ketika terbangun, Ibrahim merasakan kesedihan yang mendalam.
Sebab, setelah sekian lama terpisah dengan sang buah hati, dia harus
mengorbankan anaknya.

Allah hendak menguji sejauh mana ketaatan Nabi Ibrahim.
Sebagai seorang hamba yang beriman dan taat kepada Allah, dia harus
melaksanakan perintah Allah. Ibrahim kemudian mendatangi Nabi Ismail dan
meminta pendapatnya.

Rupanya, jawaban dari Nabi Ismail sungguh luar biasa. Nabi
Ismail justru meminta ayahnya untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah
kepadanya. Ismail berkata demikian, “Wahai
ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau
akan menemuiku Insya Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah
Allah.” (Q.S. Ash-Shaffat:102)

 Baca Juga: Harga Kurban Kambing Superqurban 2023 di Rumah Zakat

Nabi Ibrahim lantas menangis haru mendengar penuturan
anaknya. Ibrahim pun dengan ikhlas dan sungguh-sungguh melaksanakan apa yang
Allah perintahkan. Namun ketika hendak dilaksanakan, Allah membolehkannya
menggantinya dengan binatang domba.

Dengan demikian, Ibrahim dan Ismail telah berhasil melewati
ujian keimanan tersebut. Domba yang menjadi pengganti Nabi Ismail untuk
disembelih itu menjadi asal mula melakukan ibadah kurban pada Idul Adha.

Hukum melaksanakan kurban itu sendiri wajib bagi orang yang
mampu atau memiliki keluasan rezeki untuk berqurban. Sebagaimana disebutkan
dalam Alquran surah Al-Kautsar ayat 1-2, “Sesungguhnya
Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu
dan berkurbanlah.”

Hari Raya Kurban ini diperintahkan selama 4 hari, yakni
sejak magrib pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai hari raya ‘Id (10
Dzulhijjah), disambung 3 hari tasyrik.

Sumber:
republika.co.id

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0