MOJOSONGO. Bubur Jodo 3 in 1 yang memadukan bubur sumsum, mutiara dan grendul ini dijalani Sunarno (27 th) sejak 23 Mei 2013 lalu dengan menggunakan gerobak dorongnya. Beberapa kali pindah lokasi jualan, mulai dari pasar Nusukan hingga sekarang di dekat pos ronda dekat kontrakan di Banyuanyar yang termasuk daerah padat dan banyak sekolah disana.
Kisah memulai usahanya, dalam sehari terjual 30 cup dan saat ini sudah mampu menembus 120 cup dengan omset harian berkisar Rp 300.000. Mulai produksi sebelum subuh dan mulai jualan pukul 06.00 hingga sekitar 11.00. Dahulu untuk belanja menggunakan sepeda kayuh, alhamdulillah saat ini telah memilki sepeda motor meski masih proses kredit.
Setelah menjadi peserta dan mendapat materi Branding produk usaha dalam kegiatan Pekan Berbagi Senyum bulan Maret lalu, Sunarno mulai terinspirasi untuk membranding gelas cup dengan stiker agar lebih menarik dan dikenal apalagi ada rencana mau buka lapak di siang hari di depan minimarket.***
Newsroom/M. Afifudin Zam’i
Mojosongo
MOJOSONGO. Sunarno is a hard-worker young man. He used to live in Wonogiri and he also once tried to work as an assistant in a meatball stall in Jakarta. However, he finally decided to leave Jakarta and started his own business in Solo.
At that time, 2013, he started to sell 3 in 1 Jodo Porridge as his business. 3 in 1 Jodo Porridge is a snack made from pulp marrow (white), pearl porridge (red), and candil (brown) which are mixed in a cup.
1 cup of 3 in 1 Jodo Porridge is sold for 3.000 rupiah. He usually starts to sell in at 6 a.m. and his stall is located in the front of security pos in his village. In a day he could sell 120 cup of 3 in 1 Jodo Porridge.
RZ noticed that Sunarno has a strong will to upgrade and develop his business. Thus, RZ gave him business financial capital and facility. In addition, RZ also trained him to improve his quality. Currently, he could earn up to 1.8 million rupiah per month as net income. ***
Newsroom/M. Afifudin Zam’i
Mojosongo