SEMARANG. Bangunan sekolah di Jalan Singa Utara 67 Semarang itu sepintas tak ada yang luar biasa. Namun, ada sesuatu yang seketika terasa unik di sana. Di tembok depan bangunan itu ada spanduk “Selamat Datang di SD Juara, Sekolahnya Manusia”. Bukankah sekolah lazimnya memang buat manusia? Sabar. Kita baru akan memahami makna tulisan itu setelah mengetahui kisah SD Juara dan apa yang sedang dilakukan di sana.
Inklusi Gratis dan Berkualitas
SD Juara adalah sekolah inklusi gratis yang dikhususkan bagi masyarakat miskin. Seluruhnya benar-benar gratis, dari proses masuk, buku-buku, alat tulis, perlengkapan sekolah, seragam, bahkan makan siang juga disediakan secara gratis. Kepala Sekolah SD Juara, Joko Kristiyanto, mengatakan sekolah yang dikelolanya baru beroperasi sejak Juni 2010. Meski baru setahun, sekolah ini telah mengasuh 87 siswa dari kelas I hingga kelas IV. Dari 87 siswa itu delapan di antaranya anak berkebutuhan khusus, dari penyandang down syndrome, autisme, disleksia, hingga yang sifatnya fisik atau non-inteligensia.
Untuk melayani 87 siswa yang terbagi dalam empat kelas itu, SD Juara mempekerjakan sembilan guru. Sekolah ini juga mendirikan Learning Supporting Unit (LSU), untuk membantu mengamati bakat, minat, dan kemampuan setiap murid. LSU ini ditangani Yusifia Kurnia Putri, sarjana psikologi lulusan UGM. SD Juara berada di bawah Yayasan Rumah Zakat, lembaga yang mengelola dana zakat, infak, dan shadaqah dari masyarakat ataupun dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Menurut Kurnia Arifianto, Branch Manager Rumah Zakat cabang Semarang, didirikannya Sekolah Juara dimaksudkan untuk memecah ketiadaan sekolah inklusif berkualitas yang diperuntukkan masyarakat miskin. Biasanya sekolah berkualitas, apalagi sekolah inklusif, adalah sekolah mahal, sebab kebutuhan infrastrukturnya memang besar. “Kita tahu, anak-anak yang berkebutuhan khusus sering kali berasal dari keluarga miskin. Bisa jadi akibat gizi yang kurang, lingkungan yang tak sehat, dan seterusnya. Yang seperti itu nanti akan tercetak menjadi generasi pengemis jika tak ditangani secara benar. Yayasan ini hanya salah satu penopang dari solusi holistik yang kami tawarkan,” ujar Arif.
Newsroom/majalahdiffa.com
Semarang
Sumber http://majalahdiffa.com/index.php/kasus/inklusif/38-sd-juara-semarang-sekolah-inklusi-gratis