JAKARTA. Pembelajaran yang menarik dan berkualitas tentulah menjadi impian semua guru, terlebih jika peserta didik menikmati pembelajaran yang dibawakannya. Begitu pula dengan Bu Rahmi, selaku guru kelas 6 SD Juara Jakarta Timur. Ibu Rahmi memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Melalui koordinasi dengan guru Penjaskes, Pak Djufri dan guru bahasa Indonesia, Bu Dwi, kegiatan outing class pun dilaksanakan.
Peserta didik kelas 6 terlihat sangat antusias saat Bu Rahmi mengumumkan kegiatan outing class yang memadukan 3 mata pelajaran sekaligus, yaitu Penjaskes, PLBJ, dan bahasa Indonesia. Berbondong-bondonglah mereka menuruni tangga dan berbaris di lapangan untuk mendengarkan aba-aba dari sang guru.
Daerah Rawa Badung yang begitu padat oleh pemukiman penduduk, dihiasi gang sungsit, serta sedikitnya tanah lapang membuat guru-guru SD Juara berpikir keras memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Pak Djufri, misalnya pernah memanfaatkan daerah sekitar kawasan industri Pulo Gadung sebagai tempat pembelajaran penjaskes dan Bu Dwi yang pernah memanfaatkan Danau Buaran untuk pembelajaran bahasa Indonesia (laporan pengamatan lingkungan).
Kini, pada hari Senin (01/08) terpilihlah BKT sebagai tempat outing class yang dapat memadukan beberapa mata pelajaran. BKT yang merupakan singkatan Banjir Kanal Timur, dikelola pemerintah daerah setempat sebagai sarana taman dan olah raga sebab di sepanjang kali BKT, ditanami pepohonan rindang nan asri.
Setelah peserta didik tiba di BKT yang terletak di jalan Radin Inten Jakarta Timur, mereka melakukan olahraga bersama Pak Djufri. Di atas ban-ban yang tertanam, mereka melompat cepat dan tangkas, meski ada pula yang masih takut melompati ban-ban tersebut. Mereka juga berlari dan berolah raga lainnya dengan semangat.
Usai belajar penjaskes dengan memanfaatkan sarana yang ada di sekitar taman BKT, Bu Rahmi meminta peserta didiknya melakukan pengamatan sebagai tugas mapel PLBJ. Secara berkelompok, mereka mengamati keadaan kali dan fasilitas BKT serta menyimpulkannya.
Setelah data terkumpul, tibalah pembelajaran bahasa Indonesia. Namun, sang guru memberikan waktu istirahat terlebih dahulu. Ternyata ada yang membawa bekal makanan dari rumah sehingga mereka makan bersama dan ada pula yang bermain. Anak-anak perempuan memilih untuk beristirahat dan makan, sedangkan anak laki-laki memilih untuk berpetualang di sekitar BKT.
“Enak banget Bu, kita bisa main dan belajar di sini,” ujar Dian dan Sarah sembari duduk di atas ban. Dian dan Sarah begitu lancar dan lihai menjelaskan kegiatan teman-temannya saat istirahat, seperti layaknya reporter.
Usai istirahat, pembelajaran dilanjutkan. Guru bahasa Indonesis meminta peserta didik mempresentasikan apa yang mereka amati dan membuat laporan pengamatan.
Secara berkelompok, mereka mempresentasikan keadaan kali dan fasilitas di BKT.
Ada yang gugup, percaya diri, dan ada pula yang sangat kreatif. Kelompok Tsaqif misalnya, dia dan teman-temannya mempresentasikan laporan pengamatannya dengan berjalan-jalan menelusuri fasilitas di BKT. “Sudah seperti reporter beneran saja,” gumam sang guru saat meliput video presentasi mereka.
Usai outing class Bu Rahmi, dan anak-anak kelas 6, menikmati es krim yang sangaat lezat. Keletihan kami, terbayar sudah.
Newsroom/Dwi Lestari
Jakarta