[:ID]SD JUARA CILEGON TANGGUNG SEMUA BIAYA SISWA[:en]SD JUARA CILEGON BORNE ALL SCHOOL FEES[:]

oleh | Apr 7, 2017 | News

[:ID]SD JUARA CILEGON TANGGUNG SEMUA BIAYA SISWACILEGON. Bukan hal yang mudah untuk mendirikan dan mengelola sekolah gratis 100% yang ditujukan bagi masyarakat kurang mampu. Namun, SD Juara Cilegon mampu membuktikan keraguan tersebut.

Saat ini banyak sekolah swasta yang bermunculan dengan menawarkan sejumlah program unggulan untuk bisa menarik minat calon siswa dan orangtua calon siswa. Namun, sekolah tersebut mengharuskan para orangtuanya untuk membayar segala kewajiban selama belajar di sekolah.

Berbeda halnya dengan SD Juara yang terletak di Lingkungan Sambirata, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber. Di sekolah tersebut, seluruh biaya ditanggung oleh pihak sekolah. Mulai dari seragam, alat tulis, tas, dan buku rujukan semuanya diberikan secara percuma alias gratis. Tidak hanya itu, bersekolah di SD Juara tidak ada sama sekali biaya apapun, termasuk biaya bulanan atau yang biasa disebut dengan uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).

Meskipun gratis, tetapi tidak menurunkan kualitas dari SD Juara, banyak berbagai kegiatan unggulan di sekolah ini, seperti program unggulan dibidang keagamaan atau religi dan berbagai kegiatan unggulan lainnya yang mempunyai nilai-nilai umum. Bahkan, peraturan di SD Juara Cilegon tidak membolehkan anak didiknya untuk jajan di sekolah. Jika mereka lapar dan ingin makan, para siswa harus membawa bekal dari rumah.

Namun begitu, tidak semua anak bisa masuk SD Juara. Seleksi yang dilakukan cukup ketat, karena sekolah tersebut hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi. Selain itu, ada kriteria dan syarat lain yang harus dipenuhi, salah satunya harus menyertakan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan, orangtuanya tidak mempunyai pekerjaan dan hal lainnya yang termasuk kategori tidak mampu.

SD Juara Cilegon baru berdiri tiga tahun, sampai saat ini sudah mempunyai siswa sebanyak 71 orang. Latar belakang keluarga siswa SD Juara mayoritas berasal dari orangtua yang mempunyai pekerjaan seperti anak buruh cuci, tukang ojek, pengemis, bahkan ada juga anak korban perceraian dari orangtua. “Anak-anak korban perceraian ini rata-rata tinggal sama nenek atau kakeknya yang tidak berpenghasilan sehingga mereka akhirnya daftar ke sini,” Ujar Kepala SD Juara Cilegon, Susanto Santawi.

Dinamai SD Juara tentu ada filosofinya. Mengusung nama Juara diharapkan anak-anak yang sekolah di SD Juara bisa termotivasi dan benar-benar menjadi pribadi yang memiliki mental juara. Meskipun secara ekonomi mereka tidak mampu, tetapi mereka harus bisa bersaing dengan anak-anak lainnya untuk bisa menjadi yang terbaik.

Tidak hanya itu, nama Juara merupakan sebuah singkatan. Huruf J diambil dari kata Joyful yang berate senang. Artinya, anak-anak yang sekolah di SD Juara harus selalu senang dan gembira. Kemudian ada huruf U yang diambil dari kata Universal. Walaupun anak-anak kental diberikan pelajaran agama, namun mereka juga harus bisa bersosialisasi agar bisa diterima dimana mereka berada.

Selanjutnya huruf A pertama adalah Amazing yang berarti sekolah Juara harus memiliki sesuatu yang istimewa dan tidak dimiliki oleh sekolah lain. Lalu huruf R yang artinya religi atau agama.  Sekolah ini menanamkan pendidikan agama dari sejak dini. Mulai dari berdoa, salat, sampai hafalan Alquran, semua diperkenalkan di sini. Dan huruf A terakhir adalah Achievement. Diharapkan semua siswa SD Juara bisa berkompetisi dengan sekolah lain dalam hal prestasi.

SD Juara tidak hanya memberikan pendidikan kepada para siswanya saja, para orangtua siswa pun diberikan binaan melalui kegiatan pemberdayaan. Salah satunya dengan memberikan motivasi dan mengubah mindset orangtua yang awalnya kurang mampu menjadi mampu.

“Disini ada orangtua siswa yang tadinya pengemis, kita pinjamkan motor untuk ngojek agar tidak mengemis lagi. Jadi, kita tidak hanya mendidik anaknya, tapi kita juga berupaya untuk melakukan pemberdayaan kepada orangtunya,” jelas Syahidan Gayo dari Manajemen Sekolah Rumah Zakat pusat yang menaungi SD Juara.

Menurutnya, karena anak-anak ini dibiayai dari dana zakat para donatur atau muzakki, maka para orangtua siswa juga harus bertransformasi dari tidak mampu menjadi mampu. Jangan sampai nanti setelah lulus sekolah, kondisi ekonomi orangtuanya masih dalam keadaan tidak mampu, karena sejatinya yang namanya zakat itu harus memberdayakan, bukan untuk meninabobokan.

Jika dalam perkembangannya terdapat orangtua siswa yang sudah bertransformasi dari kurang mampu menjadi mampu, maka orangtua siswa tersebut harus ikut berdonasi ke sekolah melalui Rumah Zakat. “Anaknya tetap bersekolah di sini meski orangtuanya sudah mampu. Kalau tadinya status anaknya tidak mampu, nanti ketika sudah mampu maka statusnya berubah menjadi fisabilillah. Jadi, tetap bersekolah di sini. Jika memungkinkan nanti kita bangun SMP Juara juga,” tambahnya.

Newsroom/Dian Ekawati

Cilegon [:en]SD JUARA CILEGON TANGGUNG SEMUA BIAYA SISWACILEGON. Not an easy thing to set up and manage a 100% free school intended for disadvantaged communities. However, SD Juara Cilegon is able to prove such doubts.

 

Today many private schools are popping up to offer a superior program to be able to attract prospective students and parents of prospective students. However, these schools require parents to pay all liability for learning in school.

 

Unlike the case with SD Juara located in Sambirata, Cibeber Village, Cibeber. In such schools, the entire cost is borne by the school. Starting from uniform, stationery, bags, and reference books are all given free of charge. Not only that, in this elementary school there is no fees, including monthly fees or commonly called a money contribution of Development of Education (SPP).

 

Although free, but do not reduce the quality of SD Juara, many activities featured in this school, such as the flagship program in the field of religious and various other featured activities that have common values. In fact, the rules in SD Juara Cilegon not allow their students to buy snacks. If they are hungry and want to eat, the students must bring lunch from home.

 

However, not all children can enter SD Juara. Selection is done quite tight, because the school is only for children who are economically disadvantaged. In addition, there are criteria and other requirements that must be met, one of which must include a certificate of not capable from district office, parents who do not have jobs and other things belonging to the category of underprivileged.

 

SD Juara Cilegon has been established for three years, until the school has 71 students. Family background of students is majority coming from parents who have a laborer jobs like washing, motorcycle taxi drivers, beggars, and even some children of divorce of parents. “Children of divorce, majority of them stay at their grandmother or grandfather who did not earn money so they finally register here,” Principal of SD Juara Cilegon, Susanto Santawi said.

 

Named SD Juara Means Champion is certainly has a philosophy. Carrying the name of champions the expected of children could be motivated and really become a person who has a hampion mentality. Though economically they are underprivileged, but they should be able to compete with other children to be the best.

 

Not only that, the name JUARA (champion) is an abbreviation. The letter J is underprivileged the Joyful means happy. That is, children in SD Juara must always excited and happy. Then there is U which is derived from Universal. Although children are given religious instruction but they must also be able to socialize in order to be accepted wherever they are.

 

Furthermore, the letter A underprivileged from Amazing means the school must have something special and not shared by other schools. Then the letter R, which means religion, the school is to instill religious education from an early age. From a prayer, salat, to memorizing Quran, all introduced here. And the last letter A is Achievement. It is expected that all students can compete with other schools in terms of achievement.

 

SD Juara not only provides education to the students alone, the parents were given guidance through empowerment activities. One of them by providing motivation and change the mindset of parents who initially less capable to being able to.

 

“Back then there is a parent who was a beggar, we lend him a motor for ngojek (Motorcycle ride driver) so that he did not beg again. So, we not only educate children, but we also seek to empower the parents ” Sahidan Gayo said  from School Management of Rumah Zakat center that houses SD Juara.

 

According to him, because these children are funded by donators or muzakki of zakat, then the parents should also be transformed from not afford to be able to. Do not wait until later after graduating from school, parents’ economic conditions are still in a state of not being able, because actually charity should empower, not to lull.

 

If in the implementation there are parents who have been transformed from a less capable of being able to, then the parents should come to donate to the school through Rumah Zakat. “The child remains as students of SD Juara even though his parents were able to. If his status was underprivileged, later when they improve then ther status is fisabilillah. So, the child remains a student in SD Juara. If it’s possible, we’ll establish SMP Juara as well, “he added.

 

Newsroom/Dian Ekawati

Cilegon[:]