"SAYA MASIH BELUM TEGA MENYAPIH ANAK"

oleh | Jan 28, 2016 | Inspirasi

Oleh: Vindhy Fitrianty

Assalamu’alaikum Wr Wb
Teh, anak saya sudah hampir 29 bulan tapi belum bisa aja disapih. Apa mungkin terpengaruh saya yang jujur belum begitu tega menyapih. Adakah dampak psikologis bagi anak yang masih menyusui hingga lebih 2 tahun ?
Anty, Depok

Wa’alaikumussalam Wr Wb
Ibu Anty yang dirahmati Allah, pertama-tama izinkan saya mengapresiasi ikhtiar ibu dalam memberikan nutrisi terbaik untuk buah hatinya sampai saat ini. Pemberian ASI tidak hanya baik untuk kesehatan fisik anak dan ibu, tapi juga untuk perkembangan psikologis anak. Dari banyak literatur kita temukan bahwa ASI dapat melindungi anak-anak kita dari penyakit, terhindar dari potensi alergi yang biasanya muncul dari penggunaan susu formula, melindungi anak dari obesitas, menurunkan resiko anak mengalami SIDS, menurunkan tingkat stres ibu dan menghindarkan dari potensi depresi pasca melahirkan, dan masih banyak lagi.

Jika dilihat dari sisi manfaat kesehatan karena nutrisi yang terkandung dalam ASI, rentang waktu selama 2 tahun merupakan masa dimana komposisi ASI yang begitu kaya dan tepat untuk kebutuhan anak. Komposisi ASI secara kontinu berubah mengikuti perubahan kebutuhan nutrisi anak di rentang 2 tahun tersebut. Begitu pun jika dilihat dari manfaat psikologis yang didapatkan. Mulai dari skin-to-skin contact yang terjadi saat proses menyusui membantu anak untuk mengatasi stress pasca lahir dalam beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim ibu. Proses menyusui juga membantu menciptakan perasaan aman dan nyaman pada anak. Selain itu, efek jangka panjang pun ditemukan dalam penelitian yang dilakukan untuk melihat efek pada anak yang didapatkan dari pengalaman menyusui. Anak-anak yang mendapatkan ASI dengan melibatkan emosi positif saat proses menyusui, secara umum tumbuh lebih asertif, percaya diri, dan matang dalam proses tahapan perkembangannya. Kemudian juga didapatkan korelasi antara pemberian ASI dengan perkembangan kognitif anak.

Dalam Al Qur’an pun pemberian ASI ini dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 233. “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.”
Mengenai kapan usia terbaik dilakukan penyapihan? Belum ada penelitian yang menyebutkan mengenai batas maksimal menyusui. Sedangkan batas minimal tentunya sudah umum diketahui yakni 6 bulan, dan sangat baik jika dilanjutkan hingga 2 tahun.

Sudut pandang kecukupan nutrisi menjadi pertimbangan jika ibu menggantungkan nutrisi anak di atas 2 tahun dari ASI selain makanan berat. Ditemukan bahwa ASI untuk anak di atas dua tahun tidak memberikan kecukupan zat besi bagi anak. Sedangkan zat besi cukup vital bagi pembentukan hemoglobin dan myoglobin, yang artinya juga sangat berpengaruh terhadap transportasi oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Mengenai penyapihan ini sendiri biasanya anak akan berhenti menyusui dengan sendirinya, biasanya usia 2 – 4 tahun. Hal ini umumnya disebabkan karena anak telah menemukan sumber rasa aman dan nyaman selain ibu, atau karena faktor lingkungan yang mengkondisikan.

Sedangkan apakah terdapat efek psikologis yang ditimbulkan jika anak belum disapih padahal sudah lebih dari dua tahun? Dalam hal ini juga belum ditemukan penelitian yang menunjukkan adanya efek negatif secara psikologis terkait waktu penyapihan ini. Jika waktu penyapihan dikaitan dengan kemandirian anak, maka tidak ditemukan penelitian yang kuat mengenai hal tersebut. Adapun cara penyapihan yang dilakukanlah yang lebih memberikan dampak psikologis terhadap anak. Penyapihan yang dilakukan secara tiba-tiba membuat anak merasa ditolak dan tidak dicintai. Kecemasan dan perasaan tidak siap pada anak inilah yang membawa efek negatif bagi anak saat memasuki tahapan perkembangan selanjutnya. Sehingga sangat disarankan penyapihan ini dilakukan dengan terencana dan bertahap.

Yang perlu diperhatikan adalah jika di usia 2 tahun bahkan hampir 3 tahun anak masih menjadikan proses menyusui sebagai satu-satunya cara yang dilakukan anak dalam meregulasi emosinya, misalnya membuatnya diam dan tenang pada saat sedih,marah,kecewa,dsb. Terkadang orang tua terutama ibu merasa terpenuhi kebutuhannya untuk “merasa dibutuhkan” atau menjadi “sumber kenyamanan utama anak”, namun sebenarnya pada saat itu kita sedang menghambat anak dalam perkembangan kecerdasan emosinya. Di usia 2 tahun anak perlu dan sudah saatnya dikenalkan dengan berbagai nama emosi yang ia rasakan dan belajar bagaimana cara mengatasinya. Cara-cara yang diajarkan oleh orang tuanya dalam mengatasi permasalahan terkait emosi yang akan membantu anak lebih berkembang.

Selamat berikhtiar, semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dalam setiap langkah ibu menjaga dan mendidik putra-putrinya.

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0