[:ID]TEMANGGUNG. Anak-anak Desa Berdaya Kedungumpul, Temanggung nampak serius belajar dipandu oleh dua orang guru. Sesekali mereka mengangkat tangan bertanya kepada sang guru.
Begitulah pemandangan yang nampak Jumat Sore (21/09) di Sanggar Belajar Sregep Sinau yang bertempat di Rumah Fasilitaor Desa Berdaya Desa Kedungumpul Rumah Zakat.
Sanggar ini tak pernah sepi oleh anak-anak yang ingin belajar, membaca juga bermain.
Bahkan kegiatan belajar yang terlihat saat inipun sebetulnya merupakan permainan yang dilakukan oleh anak-anak. mereka bermain peran ada yang menjadi guru dan ada yang menjadi siswanya.
namun jangan salah, walaupun bermain mereka tetap membawakan
pelajaran yang sebenarnya. Anak yang berperan menjadi gurupun juga menerangkan mata pelajaran sesungguhnya.
“Anak-anak perlu dilatih tanggungjawab, bermain peran merupakan salah satu cara yang efektif untuk itu” ujar Dwi Utami, salah satu pengampu Sanggar Belajar Sregep Sinau.
Sanggar Belajar yang didirikan oleh Rumah Zakat ini memang sedang mengembangkan metode belajar teman sebaya. Tentu tetap didampingi oleh guru pengampu agar selalu terarah.
Metode ini sangat disenangi oleh anak-anak, terutama bagi mereka yang punya cita-cita menjadi guru.
“Saya sangat ingin menjadi guru SD dan senang sekali bisa bermain jadi guru di sanggar” kata Marsya (12), salah seorang anak di Sanggar Belajar Sregep Sinau.
Anantiyo Widodo, Relawan Inspirasi Rumah Zakat Desa Kedungumpul menyampaikan metode belajar sambil bermain semacam ini baru bisa diterapkan di anak – anak perempuan. namun kedepan, akan dicoba juga untuk anak laki – laki, walaupun barangkali dengan model yang sedikit berbeda.
Newsroom
Dani Suhardi / Lailatul Istikhomah[:en]TEMANGGUNG. The empowered village children of Kedungumpul, Temanggung seem serious learning guided by two teachers. Every now and then they raised their hands asking the teacher.
That was the scene that appeared on Friday afternoon (9/21) at the Sregep Sinau Learning Studio which was held at the Home of Rumah Zakat’s Facilitator of Kedungumpul Village, Rumah Zakat.
This studio is never deserted by children who want to learn, reading also playing. Even the learning activities that are seen at this time are actually games played by children. They play roles, there are those who become teachers and some become students.
But make no mistake, even though they play they still carry real lesson. Children who play the role of teacher also explain the real subjects.
“Children need to be trained to be reponsible, role playing is one of the effective ways for that,” said Dwi Utami, one of the Sregep Sinau Learning Studio supervisors.
The Learning Studio established by Rumah Zakat is indeed developing a method of peer learning. Of course, it is still accompanied by the teacher so that it is always directed.
This method is very favored by children, especially for those who have aspirations to become teachers.
“I really want to be an elementary school teacher and love to play as a teacher in the studio,” said Marsya (12), one of the children at the Sregep Sinau Learning Studio.
Anantiyo Widodo, Rumah Zakat’s Facilitator said that this kind of learning while playing method can only be applied to girls but in the future, it will also be tried for boys, although perhaps with a slightly different model.
Newsroom
Dani Suhardi / Lailatul Istikhomah[:]