PEKANBARU. Jum’at (27/05) Klinik Pratama RBG RZ Pekanbaru melakukan sosialisasi Bahaya Rokok terhadap Kesehatan dalam rangka menyambut “May 31st: World Tobacco Day” di SDN 13 Pekanbaru Jl. Cempaka, kelurahan Pulau Karam, kecamatan Sukajadi.
Adapun seperti yang dikutip dari www.dw.com, satu nyawa melayang setiap enam detik, jumlah tersebut lebih tinggi dari angka kematian yang diakibatkan oleh HIV/AIDS, Malaria atau bahkan TBC. WHO memperkirakan saat ini 36 % atau sekitar atau 60 juta penduduk Indonesia merokok secara rutin.
“Perlu diketahui bahwa trend usia merokok meningkat pada usia remaja, yaitu pada kelompok umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun. Berbeda dengan konsumsi rokok di banyak Negara lain yang diprediksi akan menurun, angka perokok aktif di Indonesia diyakini akan naik menjadi 90 juta orang pada tahun 2025.” papar Fitriani Maulana, CSF Pekanbaru.
WHO menempatkan rokok ke dalam daftar utama pemicu penyakit mematikan seperti kanker, jantung dan paru-paru, serta Diabetes. Setiap tahun enam juta manusia meninggal dunia akibat tembakau. 80 diantaranya berasal dari tingkat ekonomi rendah dan menengah.
Jika tidak dibarengi dengan kebijakan yang efektif, angka kematian akibat rokok bisa meningkat menjadi delapan juta orang per tahun pada 2030. Saat ini ditaksir terdapat sekitar satu miliar manusia yang secara rutin mengepulkan asap tembakau. WHO mengungkap, tanpa kebijakan yang lebih efektif jumlah perokok di Indonesia tahun 2025 akan bertambah menjadi 90 juta orang. Pemerintah kini harus memilih antara nasib petani dan buruh rokok atau kesehatan masyarakat.
“Maka dari itu, sosialisasi Bahaya Rokok terhadap Kesehatan ini hadir untuk mencerdaskan para generasi muda bangsa untuk tidak menjadi bagian dari perokok yang secara perlahan sedang merusak dirinya sendiri.” pungkas Fitriani.
Newsroom/Fitriani Maulana
Pekanbaru PEKANBARU. Friday (27/05) RBG-RZ Pekanbaru Primary Clinic socialized the Dangers of Smoking to Health in order to welcome “May 31st: World Tobacco Day” at SDN 13 Pekanbaru Jl. Cempaka, Karam Island village, Sukajadi district.
Meanwhile, as quoted from www.dw.com, the lives lost every six seconds, the higher the number of deaths caused by HIV / AIDS, malaria or tuberculosis. WHO estimates that currently 36% or about 60 million people in Indonesia smoke regularly.
“Keep in mind that the trend of smoking increases at teens age which is in the age group of 10-14 years old and 15-19 years old. In contrast to cigarette consumption in many other countries that are predicted to decline, the number of active smokers in Indonesia is believed will rise to 90 million people in 2025. ” Fitriani Maulana said, CSF Pekanbaru.
WHO put cigarettes into the main list triggers deadly diseases such as heart and lung cancer, as well as diabetes. Every year, six million people died from tobacco. 80% of which are from low and middle-level economy.
If not accompanied by effective policies, the number of tobacco-related deaths could rise to eight million people per year by 2030. Currently, there are estimated at about one billion humans who routinely puff of tobacco smoke. WHO reveals, without more effective policy number of smokers in Indonesia in 2025 will grow to 90 million people. The government must now choose between the fate of the farmers and cigarette workers or public health.
“Therefore, socialization of the danger of Smoking to Health is conducte to educate the nation’s youth to not be part of the smoker that is slowly destroying himself.” Fitriani added.
Newsroom / Fitriany Maulana
Pekanbaru