Bulan Ramadhan selalu menghadirkan tradisi unik yang dilakukan oleh berbagai kalangan. Salah satu yang sering menjadi perbincangan adalah Sahur On The Road (SOTR).
Tradisi ini dilakukan dengan cara makan sahur bersama di luar rumah, biasanya sambil berkeliling kota dan berbagi makanan dengan sesama.
Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan ini kerap berubah dari yang awalnya berniat ibadah menjadi ajang hura-hura yang mengganggu ketertiban umum.
Lalu, apakah SOTR bisa dikategorikan sebagai bentuk ibadah atau justru hanya sekadar kegiatan yang kurang bermanfaat? Yuk, kita bahas lebih dalam dari berbagai sudut pandang.
Pengertian dan Asal Usul Sahur On The Road
Sahur On The Road adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kegiatan sahur yang dilakukan di luar rumah, biasanya di jalanan atau tempat umum.
Konsepnya sederhana, berkumpul bersama, menikmati sahur, dan sering kali diakhiri dengan berbagi makanan kepada mereka yang membutuhkan.
Kegiatan ini kerap dilakukan oleh komunitas, organisasi, hingga kelompok pertemanan yang ingin mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan sosial.
Namun, dalam praktiknya, tidak semua SOTR berjalan sesuai niat awal. Ada yang justru lebih fokus pada konvoi kendaraan, menciptakan kebisingan, hingga menimbulkan kemacetan. Inilah yang kemudian membuat SOTR dipandang negatif oleh sebagian masyarakat.
Tinjauan Syariat Islam tentang Sahur
Sahur dalam Islam memiliki nilai keberkahan yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda:
“Makan sahurlah kalian karena di dalam sahur terdapat keberkahan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keberkahan ini tidak hanya terletak pada makanannya, tetapi juga dalam cara dan niat menjalankannya. Islam menganjurkan untuk menjalankan sahur dengan penuh kesadaran, tidak berlebihan, dan tetap memperhatikan adab.
Jika sahur dilakukan dengan cara yang benar, maka akan bernilai ibadah. Namun, jika disertai dengan tindakan yang melanggar aturan atau mengganggu orang lain, keberkahannya bisa hilang begitu saja.
Baca Juga : Bukan Hanya Menahan Lapar! Ini Syarat Sah Puasa Ramadhan agar Ibadahmu Diterima
Sahur On The Road: Antara Ibadah dan Hura-Hura
Banyak yang mempertanyakan apakah SOTR termasuk ibadah atau hanya sekadar kegiatan yang tidak memiliki nilai spiritual. Jawabannya tergantung pada bagaimana kegiatan ini dijalankan.
Jika SOTR dilakukan dengan niat berbagi, seperti memberikan makanan kepada fakir miskin dan menjaga adab selama perjalanan, maka kegiatan ini bisa menjadi ibadah yang berpahala.
Selain itu, berkumpul dengan teman-teman dalam suasana sahur yang penuh makna juga dapat mempererat persaudaraan.
Namun, jika SOTR justru diisi dengan konvoi kendaraan yang berlebihan, mengganggu ketertiban umum, hingga menimbulkan kericuhan, maka nilai ibadahnya hilang.
Bukannya mendapatkan pahala, justru bisa berdampak negatif bagi masyarakat sekitar dan diri sendiri.
Dampak Positif dan Negatif Sahur On The Road
Dampak Positif
Ada beberapa manfaat yang bisa diambil jika SOTR dilakukan dengan niat baik dan cara yang benar:
- Meningkatkan Solidaritas Sosial: Berbagi makanan kepada mereka yang membutuhkan dapat memperkuat rasa kepedulian dan kebersamaan di masyarakat.
- Memotivasi Anak Muda untuk Beribadah: Kegiatan ini bisa menjadi sarana untuk mengajak anak muda agar lebih aktif dalam melakukan kegiatan positif selama bulan Ramadhan.
Dampak Negatif
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa dampak negatif yang sering muncul dari kegiatan ini:
- Mengganggu Ketertiban Umum: Konvoi kendaraan dan kebisingan di tengah malam dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang sedang beristirahat.
- Mengurangi Esensi Ibadah: Jika dilakukan tanpa niat yang tulus dan hanya untuk bersenang-senang, maka esensi ibadah dari sahur bisa hilang.
- Potensi Konflik: Beberapa kasus menunjukkan bahwa SOTR dapat berujung pada konflik atau perkelahian akibat kesalahpahaman antar kelompok.
Kesimpulan
Jadi, Sahur On The Road sebenarnya bisa menjadi kegiatan yang bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat tulus dan cara yang benar. Namun, jika pelaksanaannya justru menimbulkan masalah, maka kegiatan ini kehilangan esensi keberkahannya.
Oleh karena itu, sebelum ikut dalam SOTR, penting untuk mempertimbangkan tujuan dan dampaknya. Jangan sampai niat baik berubah menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan orang lain.
mNah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kami di Rumah Zakat.