[:ID]KULON PROGO. Rumah Zakat melalui Fasilitator Desa Berdaya menyalurkan bantuan modal usaha bergilir kepada Peternak ikan di Desa Berdaya Jatirejo, Kec. Lendah, Kulon Progo, DIY.
Bantuan ini diberikan pada hari Jumat, (22/09) kepada salah satu pelaku usaha budidaya ikan yaitu Bapak Pitoyo yang tinggal di Pedukuhan Jimatan, Jatirejo sebesar Rp 1,5 juta. Nantinya bantuan ini akan diwujudkan dalam bentuk benih ikan lele, pakan pelet, jaring, pupuk kandang, obat dan probiotik untuk penyiapan lahan kolam sebelum ditebar benih ikan lele.
Pitoyo, Bapak 2 anak ini yang juga kesehariannya sebagai petani penggarap lahan sawah, memaparkan bahwa dulu pernah terbentuk kelompok ikan yang diketuai oleh dia sendiri, dan pernah mendapatkan bantuan modal dari Pemerintah. Namun karena tidak adanya pendampingan yang intensif, kurangnya ilmu tentang teknik budidaya ikan lele serta anggota kelompok yang tidak mempunyai rasa memiliki karena merupakan usaha bersama, maka akhirnya kelompok ini tidak bertahan lama dan vakum sampai sekarang.
“Dulu itu pernah panen ikan lele satu kali mas, tapi hasil keuntungan dari panen ikan lele tersebut ketika dibagi ke semua anggota kelompok, perolehannya jadi kecil banget per orangnya, kalau istilah bahasa jawanya “Ora cucuk” (tidak sesuai) antara hasil dengan tenaga, waktu yang dikeluarkan, sehingga pada malas untuk melanjutkan usaha ini karena hasilnya nggak bisa dijadikan tumpuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi ditambah diantara anggota kelompok sendiri ada yang ikut ngurusi dan ada yang tidak, ya karena itu tadi nggak ada rasa memiliki usaha tersebut. Akhirnya ya berhenti mas, nggak dilanjutkan lagi.” tutur Pak Pitoyo kepada Fasilitator Desa Berdaya Jatirejo, Nadi Susanto
Atas dasar itu, Nadi Susanto mencoba menerapkan strategi model bantuan bergilir yang langsung menyasar ke perseorangan atau setiap KK dari anggota Kelompok ikan yang sempat terbentuk, dimulai dari Bapak Pitoyo terlebih dahulu dengan pertimbangan yang sudah punya kolam sendiri namun tidak termanfaatkan karena keterbatasan modal.
“Budidaya ikan lele ini sebenarnya mempunyai prospek pasar yang sangat besar, karena kebutuhan akan Ikan lele di DIY tinggi. Oleh karena itu dengan pengalaman saya pernah ikut pelatihan dan mempelajari seluk beluk tentang budidaya ikan sistem probiotik, saya ingin membantu dan mendorong warga Jatirejo khususnya peternak ikan untuk menekuni dan mengembangkan usaha ini agar benar-benar bisa menghasilkan dan mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Harapannya nanti Desa Berdaya Jatirejo bisa menjadi salah satu sentra penghasil ikan lele di DIY” tutur Nadi Susanto.
Bapak Pitoyo pun menambahkan, “Semoga dengan kehadiran program bantuan dari Rumah Zakat ini, bisa menghidupkan lagi kelompok ikan yang sempat vakum, memberikan semangat bagi kami untuk kembali menekuni usaha budidaya ikan lele, kami pun berharap program ini bisa mensejahterakan ekonomi kelompok kami” begitu tuturnya.
Newsroom/ Dani Suhardi
Kulon Progo[:en]KULON PROGO. Rumah Zakat through Empowered Village Facilitator distributed business assistance to fish farmers in Jatirejo Empowered Village, Lendah Regency, Kulon Progo, Yogyakarta.
1.5 million Rupiahs assistance was given on Friday, (09/22) to one of fish farmer, Mr. Pitoyo who lives in Jimatan Hamlet, Jatirejo. Later this aid will be realized in the form of catfish seeds, pellet feed, nets, manure, drugs and probiotics for the preparation of pond land before stocked catfish seeds.
Pitoyo, the father of two children who also works as a farmer of rice fields, explained that once he had formed a group of fish that was led by himself, and get capital assistance from the Government. However, due to the lack of intensive assistance, lack of knowledge about catfish farming techniques and group members who have no sense of belonging because it is a joint effort, the group finally did not last long and vacuum until now.
“Once we harvested catfish, but the profit from the catfish harvest when divided into all members of the group, it is so small per person, it is not comparable between the results with energy, time spent, so we were lazy to continue the business because the results cannot be used as a foundation to meet the needs of life, especially among the members of the group itself not all member involve in the process, so there was no sense of belonging to the business, it stopped, did not continue again. ” said Pitoyo to the Facilitator of Jatirejo Empowered Village, Nadi Susanto
From that reason, Nadi Susanto tried to apply the strategy of rotation aid model which directly targeted to individual or each household from members of fish group that had formed, starting from Pitoyo first with consideration that he already have pond but not utilized because of limited capital.
“Catfish farming actually has a very large market prospect, because the need for catfish is high in Yogyakarta. Hence with my experience participated in training and learn the ins and outs about fish farming with probiotic system, I want to help and encourage Jatirejo residents, especially fish farmers to pursue and develop their business in order to really be able to produce and able to improve their welfare. Hopefully Jatirejo Empowered Village can become one of the centers of catfish in Yogyakarta,” said Nadi Susanto.
Mr Pitoyo added, “Hopefully with the presence of this aid program from Rumah Zakat, we can revive the fish group that had vacuum, give us the spirit to go back to cultivate catfish, we also hope this program can prosper our group’s economy” he said.
Newsroom/ Dani Suhardi
Kulon Progo[:]