Banjarmasin, 28 September 2024- bertempat di Aula Kayuh Baimbai Pemko Banjarmasin hari ini Rumah Zakat Kalimantan Selatan menggelar kegiatan seminar remaja unggul Anti bullying dengan tema Pengembangan Karakter Remaja Unggul Anti Bullying melalui resiliensi-pengelolaan emosi.
Total yang hadir di acara ini kurang lebih di 350 peserta yang terdiri dari para Pelajar SMA/MA/SMK di Kota Banjarmasin dan Guru pendamping
Kegiatan seminar ini sendiri menurut M. Luthfi Alfin Representative Manager LAZNAS Rumah Zakat Kantor Perwakilan Provinsi Kalsel bertujuan untuk menanggulangi fenomena bullying, terutama di lingkungan sekolah, karena kasusnya semakin marak terjadi. Bahkan mengacu data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Banjarmasin, sepanjang 2023 kemarin terjadi 24 kasus perundungan di sekolah.Rinciannya, 15 kasus menimpa siswi perempuan, sembilan kasus terhadap siswa laki-laki. Menurun dibanding 2022. Di mana 15 kasus perundungan menimpa siswi dan 15 kasus menimpa siswa.
Bapak Ir.Ahmad Fanani selaku Staf Ahli Pemerintahan bidang Hukum dan Politik yang juga mewakili Bapak Walikota Banjarmasin hadir membuka acara dan beliau sangat mengapresiasi terhadap kepeduliaan Rumah Zakat kepada para generasi muda di Kota Banjarmasin yang terwujud dalam acara ini. Dari pihak Kementrian Agama wilayah Kalsel sendiri di hadiri oleh Bapak Mahali selaku Kasi Tim SBI MTQ dan pemberdayaan zakat
Materi yang disampaikan Rimalia Karim, Cht, N, NLP selaku salah satu praktisi parenting dan keluarga berjalan dengan lancar,antusias dan penuh haru. Sesi dialog juga d buka antara peserta dan pemateri. Di acara ini juga di selipkan pembacaan puisi khusus dan aksi galang dana untuk Palestina.
Alfin juga mengimbau kepada para orang tua untuk lebih terlibat aktif dalam kehidupan anak-anak mereka, menjadi pendamping yang baik dan sahabat pertama bagi mereka. Selain itu, ia berharap para guru juga turut memberikan motivasi dan penguatan mental kepada para remaja, sehingga mereka mampu menghadapi dan menolak tindakan bullying.
“Itu tentu membutuhkan pelatihan yang berkelanjutan. Orang tua harus menjadi pendukung utama yang memberikan kekuatan mental bagi anak-anak mereka dalam menghadapi situasi sulit seperti bullying,” tutupnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para peserta, membantu mereka mengembangkan kemampuan mengelola emosi, serta membangun ketahanan diri yang kuat agar mampu menghadapi segala bentuk tekanan sosial di masa remaja.
Newsroom
Lailatul Istikhomah/Amri Rusdiana