MEDAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakat yang suka bergotong-royong. Kegiatan gotong-royong terlihat dalam tradisi kerigan (kerja bakti warga) yang dilakukan untuk kepentingan bersama. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kegiatan gotong-royong ini menjadi semakin jarang ditemui. Budaya gotong-royong sedikit demi sedikit terkikis oleh budaya individualistis. Kehidupan individualistis semakin terlihat pada masyarakat perkotaan. Pada masyarakat pedesaan tradisi gotong-royong masih dapat ditemui walaupun intensitasnya tidak sesering dulu.
Pada Ahad (14/11) di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan diadakan kegiatan kerja bakti atau gotong-royong yang berbeda dari biasanya. Kerja bakti kali ini adalah membuat aliran air untuk mencegah dan mengatasi kebanjiran yang sering terjadi di daerah Sei Mati. Apabila hujan turun deras atau air laut sedang pasang banjir sering menghawatirkan warga. Kerja bakti ini juga diselingi dengan membersihkan musholla Al-Akbar yang ada di Sei Mati. kegiatan ini dimulaipukul 08:00 WIB pagi hingga pukul 14:00 WIB.
Salah satu member beasiswa Rumah Zakat, Yoga berkata, “Saya sangat senang mengikuti kegiatan kerja bakti, apalagi kebersihin musholla. Terus lakukan kegiatan ini ya, Rumah Zakat”. Setidaknya kegiatan ini bisa mengurangi tingkat kebanjiran yang sering terjadi di daerah Sei Mati.***
Newsroom/Syahril Malik Mujaffar
Medan