[:ID]JAKARTA — Rumah Zakat terus fokus pada program pengentasan kemiskinan terintegrasi termasuk melalui penguatan UKM. Sasaran UKM utama Rumah Zakat adalah pedesaan, mengingat warga miskin pedesaan besar jumlahnya.
CEO Rumah Zakat Nur Efendi menjelaskan, pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan UKM sangat berkaitan erat. Mengutip data Data BPS terbaru, jumlah warga miskin per September 2016 mencapai 27,76 juta orang atau 10,7 persen. Dari total itu, 17 jutanya berada di desa.
Penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah oleh Rumah Zakat disalurkan dalam program terintegrasi kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Salah satunya adalah program Desa Berdaya yang fokus ke desa. Hingga Juni 2017 ada sekitar 5.000 UKM binaan yang didampingi Rumah Zakat.
Melihat juga data-data sebelumnya, Rumah Zakat fokus di desa untuk mengentaskan kemiskinan dan di untuk menekan angka pengangguran. Rumah Zakat bertekad bisa mengurangi satu persen warga miskin tiap tahun.
Mengutip BPS, Nur Efendi mengatakan untuk jadi negara maju, porsi pengusaha di Idonesia harus 10 persen dan saat ini porsi pengusaha di Indonesia sudah 3,1 persen. Melihat data, 95 persen tenaga kerja pun terserap di UKM.
”Dengan begitu, Rumah Zakat yakin penguatan citra produk UKM akan berkontribusi besar mengurangi kemiskinan dan menjadikan Indonesia hebat,” kata Nur Efendi dalam temu media Rumah Zakat bersama DM ID di kawasan Senayan, Kamis (20/7).
Sejauh ini, sudah 200 pelaku UKM binaan yang merasakan pelatihan penguatan citra produk bersama DM ID di Bandung dan Jakarta. Pelatihan yang disebut Sekolah UKM itu diikuti perwakilan UKM binaan Rumah Zakat dari berbagai daerah.
”Mereka merasakan makin percaya diri dengan keunggulan produk yang mereka punya. Karena yang penting adalah pola pikir bahwa produk mereka mampu bersaing di lokal maupu internasional,” kata Nur Efendi.
Per Juni 2017, sudah ada 3.844 UKM mandiri jadi berdaya dari 5.000 yang didampingi. Bahkan ada produk yang sudah masuk ke jaringan ritel besar. Rumah Zakat sendiri ingin semua UKM binaanya bisa berdaya.
Selain itu, Rumah Zakat juga mengupayakan akses pasar untuk UKM binaanya. Sebagian besar UKM binaan mereka merupakan produsen makanan dan beberapa di antaranya sudah masuk ke jaringan ritel besar.
Penjualan langsung daring pun berjalan. Apalagi Rumah Zakat sudah bekerja sama dengan satu laman jual beli daring nasional dan sebuah perusahaan telko. Penjualan melalui media sosial juga Rumah Zakat nilai optimal dan efektif.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID,[:en]JAKARTA –Rumah Zakat continues to focus on integrated poverty alleviation programs including through the strengthening of SMEs. The main SME target of Rumah Zakat is rural, considering the large number of rural poor.
CEO of Rumah Zakat Nur Efendi explained, poverty alleviation and empowerment of SMEs are closely related. Citing data from the latest BPS data, the number of poor people as of September 2016 reached 27.76 million people or 10.7 percent. Of the total, 17 million are in the village.
The distribution of zakat, infaq, and sadaqah funds by Rumah Zakat is channeled into integrated program; health, education, environment and economic programs. One of them is Empowere Village (Desa Berdaya) program that focuses on the village. Until June 2017 there are about 5,000 SMEs assisted by Rumah Zakat.
See also the previous data, Rumah Zakat focus in the village to alleviate poverty and in order to suppress unemployment. Rumah Zakat is determined to reduce one percent of the poor every year.
Citing BPS, Nur Efendi said to be a developed country, the portion of entrepreneurs in Indonesia must be 10 percent and currently the portion of employers in Indonesia has 3.1 percent. Looking at the data, 95 percent of the workforce was absorbed in SMEs.
” That way, Rumah Zakat believes the strengthening of SME product image will contribute greatly to reduce poverty and make Indonesia great, ” said Nur Efendi in the media meeting Rumah Zakat with DM ID in Senayan area on Thursday (7/20).
So far, 200 SMEs have experienced training in strengthening product image with DM ID in Bandung and Jakarta. The training is called SME School followed by representatives of SMEs assisted by Rumah Zakat from various regions.
” They feel more confident with the benefits of their products. Because the important thing is the mindset that their products are able to compete in the local or international, ” said Nur Efendi.
As of June 2017, there are 3,844 independent SMEs become empowered from the 5,000 SMEs assisted by Rumah Zakat. There are even products that have entered into a large retail network. Rumah Zakat wants all the SMEs can be empowered.
In addition, Rumah Zakat also seeks market access for SMEs under its assistance. Most of the SMEs are food producers and some of them have already entered major retail networks.
Online direct sales are running. Moreover Rumah Zakat has been working with a national online sale and purchase page and a telko company, according to Rumah Zakat, sales through social media is optimal and effective.[:]