[:ID]LOMBOK. Sarah (11th) mengikuti arahan dari Evi (36th) untuk mengajari para siswa Kelas II SDN 12 Sampoi Niet Desa Ie eureungeuh Kab Aceh Besar membuat sendal dari sampah plastik. “Sarah, coba ambil karet, untuk ngiket plastik” kata dr. Evi.
“Nggak ada karet Ma,” jawab Sarah. Rupanya hubungan dr. Evi dan Sarah adalah Ibu dan anak. Evi yang berprofesi sebagai dokter di Medan, mengajak putri tunggalnya untuk mengikuti ajang Rona Nusantara spesial Kemerdekaan yang berlangsung pada 17-18 Agustus 2018.
“Saya ingin Sarah belajar kehidupan masyarakat di Desa. Supaya dia bisa paham bahwa kita harus bekerja keras untuk meraih hal yang kita inginkan. Semoga pengalaman ini bisa jadi bekal yang baik untuknya,” ungkap dr. Evi.
Evi dan Sarah adalah dua dari 25 peserta Rona Nusantara atau yang biasa disebut kakak perona. Selain mengajarkan para siswa SDN 12 Sampoi Niet membuat sendal dari sampah, mereka pun mengajak siswa melakukan perlombaan khas 17 agustusan seperti makan kerupuk, tarik tambang, dan bakiak.
Di siang hari, diselenggarakan pula kegiatan Siaga Sehat. Sebanyak 80 warga Desa Ie Jeureungeuh Kab Aceh Besar mengikuti pemeriksaan kesehatan. “Sebagian besar masyarakat yang diperiksa menderita dispepsia, hipertensi, Dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),” ujar dr. Evi
Kakak Perona pun membuat perpustakaan mini bagi anak-anak di Musola Bani Salim Desa Ie Jeureungeuh. “Semoga dengan adanya perpustakaan ini, minat baca anak-anak desa semakin meningkat,” ujar Riki Relawan Rumah Zakat.
Newsroom
Agustin Santriana / Lailatul Istikhomah[:]