[:ID]RONA NUSANTARA RAMADHAN, PERJALANAN INI TIDAKLAH MUDAH TAPI SERU[:]

oleh | Jun 7, 2017 | News

[:ID]BANDUNG. Truk tentara yang ditumpangi peserta Rona Nusantara Spesial Ramadhan edisi Purwakarta terhenti di dekat sutet raksasa. Semua peserta harus turun dan berpindah ke mobil Dcab yang telah menanti.

“Kita harus ganti mobil, karena jalanan berlumpur di depan masih basah selepas hujan besar kemarin. Jadi kalau pakai truk khawatir slip,” tutur Sujay Saputra, Relawan Rumah Zakat.

Peserta pun berpindah dan diangkut bergantian. Para peserta wanita duduk di dalam dan peserta pria berdiri di bagian belakang mobil yang merupakan bak terbuka. Perjalanannya tidak mudah, jalanan tanah berlumpur membuat jalan licin, persis seperti arena offroad. Mobil banting kanan, banting kiri, dan peserta pria yang berdiri di belakang dengan gagah tetap tegak, saling berpegangan. Tidak terdengar keluhan, justru teriakan-teriakan antusias terdengar bersahutan.

Mobil berhenti di sebuah tanah lapang. Beberapa warga dan pemuda menunggu mereka.
“Loh ini masih belum sampai ya?” tanya salah satu peserta.
“Belum, kita masih harus berjalan melewati sawah-sawah dan sungai untuk sampai ke Kampung Karapyak,” terdengar jawaban dari salah satu Relawan Rumah Zakat yang menjadi panitia Rona Nusantara.

Lagi-lagi, tak terdengar keluhan. Hanya terlihat anggukan mantap para peserta saat mengetahui harus berjalan kaki. Padahal, saat itu waktu menunjukkan pukul 00.30 WIB, tengah malam (3/6). Karena jalanan yang akan dilewati peserta berjalan kaki becek dan berlumpur, maka panitia pun membagikan sepatu boot untuk peserta.

Perjalanan berikutnya pun dimulai. Melewati pematang sawah yang becek, naik jembatan kayu yang bergoyang dimana dibawahnya ada sungai, melewati pematang sawah lagi, jembatan lagi, jalanan menanjak yang licin, barulah tiba di Kampung Karapyak.

Keringat bercucuran, tapi senyuman di wajah tidak hilang. Apalagi, Pak Abdul Karim, salah satu tokoh Kampung Karapyak menyambut peserta Rona Nusantara dengan bajigur hangat, kukus pisang ambon plus ketan goreng.

Ria Arianti[:]