[:ID]RENUNGAN MENYIKAPI WABAH VIRUS KORONA [:]

oleh | Mar 16, 2020 | Inspirasi

[:ID]

Pembicaraan tentang wabah penyakit (n2019Co) yang begitu dikhawatirkan penyebaran dan penjangkitannya telah menghiasi berbagai forum saat ini, antara forum yang sekadar obrolan berisi candaan, forum yang berisi informasi dan nasihat, atau berbagai motif yang mewarnai pembicaraan seputar wabah penyakit ini.

Sikap Muslim Saat Terjadi Musibah

Satu hal yang menjadi kewajiban setiap muslim di setiap kondisi dan waktu ketika menghadapi berbagai peristiwa dan musibah adalah memohon perlindungan kepada Allah Jalla wa ‘Alaa dan menjadikan motifasi dalam mendisuksikan, memecahkan, dan menanggulangi hal tersebut berdiri di atas ketentuan yang sejalan syari’at, prinsip agama yang baku, rasa khauf (takut) kepada Allah Ta’ala dan merasakan pengawasan-Nya.

Berikut  enam renungan yang berkaitan dengan topik yang sangat menyita perhatian orang akhir-akhir ini:

Renungan Pertama

Setiap muslim berkewajiban berlindung dan bertawakkal kepada Rabb-nya, Allah Jalla wa ‘Alaa di segala kondisi. Dia yakin bahwa segala urusan berada di tangan-Nya seperti yang difirmankan Allah,

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan setiap orang yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”  [QS. At-Taghabun: 11].

Renungan Kedua

Setiap muslim berkewajiban “menjaga” Allah, yaitu dengan menjaga ketaatan kepada-Nya, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah. Hal ini diwasiatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dalam sabdanya,

”Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau menjumpai pertolongan Allah ada di hadapanmu”. [HR. At-Tirmidzi].

Renungan Ketiga

Syari’at islam mengajarkan pemeluknya untuk mengerahkan berbagai upaya dan memotivasi mereka untuk berobat. Berobat dan mencari kesembuhan tidaklah bertentangan dengan tawakkal kepada Allah Ta’ala.

Di bidang pengobatan yang bersifat preventif, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Setiap orang yang memakan tujuh butir kurma ‘ajwah di pagi hari, niscaya tidak akan terganggu oleh racun dan sihir di hari itu”. [HR. Al-Bukhari].

Renungan Keempat

Setiap muslim berkewajiban tidak mudah hanyut mengikuti informasi bohong (baca: hoaks), karena dalam kondisi ini sebagian orang justru mempromosikan atau menyebutkan berbagai info yang tidak valid dan fiktif, sehingga timbullah kekhawatiran dan ketakutan yang tak berdasar di tengah-tengah manusia. Setiap muslim sepatutnya tidak mudah mempercayai rumor yang beredar, namun mengatasinya dengan kesempurnaan iman, yakin, dan tawakkal kepada Allah Ta’ala.

Renungan Kelima

Sesungguhnya musibah yang menimpa manusia, baik terjadi pada kesehatan, keluarga, anak, harta, perniagaan, dan selainnya, apabila dihadapi dengan sikap bersabar dan berharap pahala Allah, maka hal itu justru akan mengangkat kedudukannya di sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” . Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”  [QS. Al Baqarah: 155-157].

Renungan Keenam

Sesungguhnya musibah terbesar bagi hamba adalah musibah agama. Musibah agama adalah musibah terdahsyat yang dialami hamba di dunia dan akhirat. Musibah tersebut merupakan puncak malapetaka yang nyata. Dengan demikian, apabila seorang muslim mengingat hal ini di saat mengalami musibah dunia, niscaya dia akan memuji Allah atas karena agamanya masih selamat. Al-baihaqi meriwayatkan dalam Syu’ab al-Iman dari Syuraih al-Qadhi rahimahullah bahwa beliau pernah berkata,

“Sesungguhnya aku memuji Allah dalam empat hal ketika diriku ditimpa musibah. Pertama, aku memuji-Nya karena musibah ini tidak lebih besar dari apa yang menimpa. Kedua, aku memuji-Nya karena menganugerahkan kesabaran padaku dalam menghadapinya. Ketiga, aku memuji-Nya karena membimbingku untuk mengucapkan istirja’ (ucapan innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun) demi mengharapkan pahala. Keempat, aku memuji-Nya karena tidak menjadikan musibah itu terjadi pada agamaku.”

Memohonlah kepada Allah Ta’ala agar Dia memelihara kita semua dengan penjagaan-Nya dan menganugerahkan keselamatan agama, dunia, keluarga, dan harta kepada kita. Sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar, Maha Dekat, dan Maha Mengabulkan.

sumber: muslim.or.id

 

 

 [:]

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0