[:ID]RELAWAN RZ: CAHAYA KUKU SUMPUNG, JANGAN SAMPAI REDUP[:]

oleh | Okt 19, 2016 | News

[:ID]relawan-rz-cahaya-kuku-sumpung-jangan-sampai-redupBOGOR. Relawan RZ melakukan rihlah ke desa Gobang, kp. Kuku Sumpung RT 04/02, kec. Rumping – kab. Bogor dengan berbekal rasa ingin tahu – bahwa ternyata masih ada desa yang kurang terlihat oleh pejabat setempat, kurangnya tenaga guru pun menjadi halangan anak-anak untuk mendapatkan ilmu.

“Pada Minggu (16/10) kami melakukan perjalanan dengan membawa kornet Superqurban dan alat tulis untuk memberi senyuman ke anak-anak di kp. Kuku Sumpung, Gobang – Bogor. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 2 jam dari kota Bogor.” kata Hasanah, Relawan RZ. Dalam kesempatan tersebut Relawan RZ juga menyalurkan kornet Superqurban.

Ia melanjutkan, “Fikir kami tempat yang akan dikunjungi adalah tempat desa yang biasa saja yang penghuninya masih sedikit karena selama perjalanan banyak rumah besar di sekitar desa, namun ketika perjalanan menuju kampung Kuku Sumpung ternyata perjalanan begitu berat bagi kami yang baru datang pertama kali ke sana. Kami harus mendaki bukit sejauh 1,5 KM, Menurutku inilah panggilan hati yang sulit dijangkau oleh sesuatu. Bagaimanapun terjalnya jalan penuh liku onak dan duri, Hutan cengkeh dengan jalan setapak penuh lubang – lubang kecil, bau harum tanah merah licin bekas tersiram air hujan semalam ditambah batu-batu krikil yg menonjol dan sedikit berlumut cukup membuat tegang perjalanan kami menuju bukit rumah pak Guru ini.” jelasnya.

Saat relawan RZ tiba di rumah Pak Supriyadi, seorang guru sekaligus penjaga sekolah di SDN 04 Gobang, kp. Kuku Sumpung, kec Rumpin – kab. Bogor, mereka mendapati sosok seorang pemuda yang tangguh yang terlahir dari pasangan orang tua seorang buruh. Pemuda ini biasa dipanggil Usup anak ke-2 dari 4 bersaudara, usianya 23 tahun yang sangat hebat dan kuat, ia tinggal di atas Bukit kp. Kuku Sumpung.

Usup diminta oleh salah seorang Kepala Sekolah SDN Gobang 4 untuk menjadi seorang OB (Office Boy) sejak duduk dibangku SMP, dilanjutkan hingga SMA menjadi seorang guru kelas 1 sampai 6. Hal tersebut dikarenakan memang sekolah ini sangat kekurangan guru, apalagi jika musim hujan tiba.
Pak Supriyadi sendiri yang mengajar di sekolah tersebut hingga kini terhitung sudah hampir 5 tahun menjalani profesi dengan honor kurang lebih Rp 400.000/bulan -jauh dari layak, itu pun masih harus Ia bagi-bagi untuk menghidupi kebutuhan keluarga dan kebutuhan kuliahnya yang baru 3 bulan berjalan.

Setibanya di sekolah tempat pak Supriyadi mengajar, relawan dikejutkan oleh kondisi ruang kelas yang jauh dari layak, apalagi kelas ini hanya terdiri dari 2 ruangan dan dipakai siswa SD kelas 1 sampai 6 ditambah siswa SMP pada siang harinya. Bersyukur saat ini pembangunan 4 ruangan sudah selesai, namun belum dapat dipergunakan.

SDN Gobang 4 di atas bukit sangat perlu untuk diberikan perhatian lebih terlebih penghargaan Terbaik untuk guru-guru yang peduli terhadap generasi kita.

“Minta do’anya supaya tetap semangat belajar dan mengajar di sekolah,” ujar pak Supriyadi. “Semoga Pak guru diberikan kemudahan dan kelancaran dalam Menuntut dan menebarkan ilmunya, tidak lupa untuk istiqomah dalam kebaikan.” jawab Hasanah.

Newsroom/Sandi
Bogor
[:]