MALANG. (16/04), tiga orang anggota Relawan RZ cabang Malang berangkat menembus kabut kota Batu menuju SD-SMP satu atap Desa Brau atas yang merupakan lokasi dilaksanakannya kegiatan rutin Pelajar Siaga Bencana (PSB).
PSB merupakan sebuah program untuk meningkatkan kesiapsiagaan pelajar dalam menghadapi bencana berbasis sekolah, sebuah langkah dalam rangka pengurangan resiko bencana dan menjadi salah satu upaya dalam menciptakan sekolah tangguh bencana di Indonesia.
Secara geografis, Indonesia yang merupakan negara kepulauan berada dekat dengan lempeng-lempeng yang aktif dan saling berhubungan satu sama lain serta banyak terdapat gunung-gunung aktif yang suatu saat dapat meletus kapan saja. Hal ini menujukan bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang rawan akan bencana, baik bencana gempa bumi, gunung meletus, tsunami, banjir dan lain sebagainya.
Acara hari ini adalah seleksi team siaga bencana tahap III, setelah dari 109 siswa yang berminat di tahap I diseleksi menjadi 25 orang di tahap II, hari ini memasuki tahap III team dikerucutkan menjadi 20 orang, terdiri dari 10 siswa SD dan 10 siswa SMP, seleksi tahap III ini menggunakan metode team tanding yang diperebutkan oleh 5 team hingga terpilihlah 20 anak anak terbaik dari setiap team.
Acara ini ditutup dengan breafing untuk pertemuan berikutnya yang akan mulai memasuki materi pertama yaitu tentang PPGD khusus untuk korban tanah longsor, team ini nanti kedepannya dipersiapkan untuk menghadapi lomba sekolah siaga bencana yang akan dilaksanakan oleh pemerintah provinsi bersama dengan desa tangguh bencana yg dikelola BPBd kota Batu.
“Semua siswa sangat bersemangat termasuk Instruktur yang senang karena kegiatan ini juga salah satu upaya untuk membantu BPBD kota Batu yang juga sedang menggalakkan desa tangguh bencana” Ungkap Deny, Koordinator Relawan Nusantara cabang Malang.
“Saya berharap kegiatan ini bisa berkesinambungan sehingga bisa memacu kegiatan lain yang belum maksimal seperti UKS dan Pramuka, sehingga bisa bersinergi untuk membangun pelajar yang tanggap akan bencana terutama dilingkungan masyarakatnya sendiri” Ungkap Pak Pateno selaku PLT Kepsek SD Brau Atas.
Pak Pateno juga berharap kegiatan ini bisa membentuk mental siswa untuk mau melajutkan pendidikan ke sekolah SMA karena di desa ini masih sangat jarang anak anak yang mau melanjutkan pendidikan SMP ke SMA.
“Semoga sistem PSB ini benar benar tertata dengan baik dan tidak hanya kegiatan sesaat yang akan berhenti ditangah jalan karena melihat manfaatnya yang sangat besar bagi siswa dan masyarakat, biarkan kegiatan ini menjadi seperti islam itu sendiri yang akan membawa orang orang pada kebaikan” tutup Bu Wiwik guru Mata pelajaran matematika SMP Brau atas.***
Newsroom/Anto
Malang