[:ID]MASALEMBU. Sebanyak 19 personil Rintara Jaya yang terdiri dari mahasiswa dan profesional pada Rabu, (29/03) berangkat menuju Pulau Masalembu dengan menaiki Kapal Perintis Sabuk Nusantara 57. Perjalanan menuju tempat tujuan harus melalui laut lepas yang ditempuh selama 18 jam.
Sesampainya di Pulau Masalembu, tim langsung menuju bascamp Pecinta Alam Kawali SMAN Masalembu. Kegiatan hari pertama, Jumat (31/03) dimulai dengan mengisi kelas inspirasi dan membuat pohon cita-cita di SD Tanjung Harapan, MTS Masalembu dan SMAN Masalembu.
Hari kedua, Sabtu (01/04) tim relawan Rumah Zakat mengadakan cek kesehatan, seperti asam urat dan gula darah serta membagikan 130 kornet super qurban kepada para penerima manfaat. Di sisi lain, tim rintara jaya mengadakan penyuluhan mengenai cara mencuci tangan dan menggosok gigi untuk tingkat SD.
Selanjutnya, tim Rintara Jaya menyiapkan persiapan panggung seni, perlombaan roket air, persiapan rumah baca, dan beberapa tim mengikuti penanaman mangrove di pinggir pantai Mandar bersama Pecinta Alam Ashaabul Kahfi, pada Ahad (02/04).
Penutupan acara Ekspedisi Masalembu diisi dengan kegiatan pentas seni dari siswa SMAN Masalembu yang menampilkan ciri khas Masalembu, yaitu dengan music tong-tong. Selain itu, diramaikan pula dengan membaca puisi dan menampilkan paduan dari siswa SD Tanjung Harapan, SMAN Masalembu, dan tim Rintara Jaya. Tidak hanya itu, di acara penutupan tersebut, tim relawan Rumah Zakat pun membagikan kornet superqurban sebanyak 200 kaleng.
Di malam puncak tersebut sekaligus merupakan acara peresmian Rumah Baca Masalembu yang menjadi project utama Rumah Zakat. Dalam peresmian tersebut dihadiri oleh Fajri, koordinator Rintara Jaya yang menyerahkan plakat kepada Choirul Anwar, siswa Masalembu yang menghibahkan rumah rumah kosong milik ayahnya untuk di jadikan rumah baca.
Setelah acara tersebut berakhir, 9 personil Rintara Jaya harus meninggalkan pulau tersebut, karena kapal datang lebih awal dari jadwal yang sudah ditetapkan. 10 personil lainnya masih bertahan di Masalembu untuk menyelesaikan project Rumah Baca yang belum rampung, mulai dari penataan buku, menghias dan pembentukan pengurus.
Menurut informasi, kapal bari berangkat ke Surabaya pada hari Jumat, (07/04), sehingga tim memanfaatkan waktu luang tersebut dengan berbagi inspirasi dan melakukan observasi kakak tua (sulphure abbotti) yang merupakan spesies endemik di pulau Masakambing. Selain itu, tim relawan juga menyalurkan kornet superqurban sebanyak 100 kaleng.
“Kegiatan ini sungguh menguras tenaga dan pikiran, tetapi disitulah letak bahagianya karena definisi bahagia kita adalah ketika melihat orang di sekeliling kita juga merasakan bahagia.” ungkap Andre, relawan Rumah Zakat Surabaya.
Newsroom/Dian Ekawati
Masalembu
[:]